Mohon tunggu...
Muhammad Najib
Muhammad Najib Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Makhluk yang tak kunjung usai menambang ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengintip Kepribadian melalui Twitter

3 September 2014   04:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:46 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas Tentang Jejaring Sosial

Perkembangan jejaring sosial selama satu dekade terakhir ini berjalan sangat cepat. Sebuah survei yang dilakukan pada Januari 2005 menunjukkan jumlah pengguna semua situs jejaring sosial berada pada kisaran angka 115 juta[3]. Hanya dalam waktu kurang dari sepuluh tahun, pengguna Twitter saja sudah melampai 150 juta, seperti yang tergambar dalam grafik berikut[4].

[caption id="attachment_340744" align="alignnone" width="400" caption="sumber: http://adage.com/article/digital/u-s-user-growth-slowing-twitter-faces-tougher-slog-abroad/244588/"][/caption]

Dalam proses pembuatan maupun penggunaan akun jejaring sosial, pengguna akan memberikan akses informasi personal dirinya. Seperti tulisan deskripsi diri, unggahan foto, tempat yang dikunjungi sampai ungkapan pribadi yang masuk dalam kategori: anda seharusnya tidak menampilkannya di ruang publik. Ada 3 subkategori dari kategori di atas:


  1. Tweet yang bisa membahayakan anda dan/atau orang di dekat anda seperti contoh dalam artikel ini[5].

  2. Tweet yang bisa mendistorsi atau mengamplifikasi (kelemahan) intelijensia anda[6].


  3. Tweet yang membuat orang merapalkan “Saya tidak memberi sebuah feses” (red: I don't give a shit)[7].

The Big Five Personality

Model The Big Five Personality[1] adalah salah satu pengukuran kepribadian yang paling dikenal dan diteliti saat ini. Ada lima dimensi yang diukur seperti dalam gambar di bawah ini

[caption id="attachment_340741" align="alignnone" width="478" caption="sumber: https://www.cs.umd.edu/~golbeck/pubs/Golbeck%20et%20al.%20-%202011%20-%20Predicting%20Personality%20from%20Twitter.pdf"]

1409666146974370462
1409666146974370462
[/caption]


  • Openness to experience: keingintahuan, kecerdasan, imajinasi. Individu dengan skor tinggi cenderung artistik dan memiliki selera tinggi, menghargai perbedaan pandangan dan ide.


  • Conscientiousness: bertanggungjawab, terorganisir, gigih. Individu dengan skor tinggi cenderung sebagai high achiever, pekerja keras, dan berencana.


  • Extroversion: terbuka, pendamai, asertif, bersahabat dan energik.


  • Agreeableness: kooperatif, suka menolong, cenderung sebagai peace keeper yang optimistik dan mudah percaya pada orang lain.


  • Neuroticism: khawatir, merasa tidak aman, sensitif. Individu cenderung moody, tegang, dan mudah mengalami emosi negatif.

Berbagai studi menunjukkan bagaimana kepribadian berhubungan dengan hidup kita dan pilihan yang kita ambil. Misalnya Renfrow and Gosling (bukan Ryan) melakukan penelitian bagaimana kepribadian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pilihan musik[8], atau Jost et al[9] yang menemukan bagaimana tipe kepribadian seseorang dapat dijadikan prediksi kecenderungan memilih Obama atau McCain pada 2008 (atau dalam kasus di Indonesia, Prabowo atau Jokowi pada 2014). Selain itu big five personality juga bisa digunakan dalam preferensi konsumen terhadap brand[10] atau dalam ranah interaksi manusia-komputer adalah untuk menentukan preferensi antar muka[11].

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Subjek penelitian terdiri dari 50 Twitter user ditugaskan untuk menjawab 45 pertanyaan untuk menentukan skor dalam big five personality[12] dan maksimal 2000 tweet terakhir dikumpulkan. Beberapa set statistik dikumpulkan seperti jumlah followers, following, mentions, replies, hashtags, links, kata-kata dan lain-lain. Cara yang digunakan untuk mengekstrak kulit manggis fitur yaitu Linguistic Inquiry and Word Count (LIWC) tool[13], MRC Psycholinguistic database[14], General Inquirer[15] untuk sentiment analysis.

Beberapa konten tweet yang secara kasat mata dan intuitif dapat kita tentukan korelasinya seperti tentang kematian dan kesedihan cenderung tidak mencerminkan tingginya conscientiousness yang kurang suka membicarakan hal negatif. Pun ada juga yang berkorelasi kontra intuitif seperti jumlah tanda kurung yang berkorelasi negatif dengan extroversion dan openness (mungkin orang introvert lebih suka memakai emotikon seperti: “:)”, “:(“ atau bahkan “( . )( . )”.

Di bawah ini adalah diagram penggunaan fitur untuk prediksi kepribadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun