Mohon tunggu...
muhammad nizar
muhammad nizar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ratusan Pohon Syiah Kuala Terancam Kelestariannya

23 Maret 2012   08:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:35 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="500" caption="Pohon-pohon sepanjang jalan Syiah Kuala Banda Aceh yang dicat bendera Partai Aceh."][/caption] Banda Aceh - Masa kampanye baru saja dimulai sejak Kamis (22/3) kemarin dengan ditandai penyampaian visi dan misi seluruh kandidat dihadapan wakil-wakil rakyat. Atribut kandidat dan partai pengusungnya pun membanjiri seantero kota dan tempat-tempat strategis. Tapi sayangnya masih ada peserta Pemilukada yang mengecat pohon dengan warna bendera partainya. Hal ini menimbulkan kritikan dari masyarakat dan pemerhati lingkungan. Seperti tampak di sepanjang jalan menuju makam Tgk Syiah Kuala Banda Aceh dimana nyaris semua pohon-pohon yang berada di pinggir jalan di cat dengan warna merah-putih-hitam, warna bendera Partai Aceh. Pohon-pohon Cemara dan Mahoni menjadi "korban" euforia kampanye pihak tertentu yang tidak mempertimbangkan pentingnya keberadaan pohon bagi manusia. Batang pohon-pohon tersebut dicat hingga mencapai 1,5 meter dari pangkal pohon dengan cat-cat yang dipastikan cat baru mengingat warnanya masih cerah. Beberapa warga yang ditemui menyatakan kekesalannya melihat fenomena tersebut. Seorang warga, Yusriadi menyatakan bahwa pengecatan pohon tersebut merupakan bentuk kampanye yang menyiksa pohon dan juga merusak pemandangan keindahan pohon itu sendiri. "Seharusnya Panwaslu melarang semua kandidat yang berkampanye dengan mengganggu keindahan kota maupun kelestarian lingkungan,"ucapnya. Hal yang senada juga diutarakan oleh seorang ibu muda warga Banda Aceh, Zakia. Ia menyatakan sebagai warga Aceh tidak setuju pohon dicat itu merupakan perilaku yang tidak baik sebab dapat menghambat proses pertumbuhan pohon. "Apalagi kalau catnya pakai cat minyak, alangkah bijaknya jika mereka menggunakan media lain yang lebih tepat,"kata alumni IPB Bogor ini. Sementara itu seorang aktivis lingkungan dari Jaringan Koalisi untuk Advokasi Laut Aceh (KuALA), Ariefsyah, ketika dimintai pendapatnya menyayangkan tindakan tersebut. "Pengecatan pohon seperlunya untuk membantu marka jalan,"katanya. Ia menambahkan pohon-pohon harus lepas dan bebas dari hegemoni dan upaya dominasi politik praktis dari partai, kelompok atau kepentingan manapun. Ariefsyah meminta pengecatan pohon dapat dihentikan dan tidak perlu dilanjutkan apalagi diikuti oleh kontestan Pemilukada lainnya. Jalan menuju makam Tgk Syiah Kuala tersebut merupakan kawasan pinggir pantai yang sangat membutuhkan pepohonan sebagai benteng alaminya untuk melawan kejamnya angin laut dan abrasi. Sangat disayangkan jika pohon-pohon Cemara yang sudah susah payah dipelihara bertahun-tahun mati akibat dicat dengan bendera partai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun