Mohon tunggu...
M Naziulah
M Naziulah Mohon Tunggu... Mahasiswa - SEDANG BERKULIAH

Berkuliah dengan rajin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Data PDRB Kota Magelang 2014 - 2023

14 Oktober 2024   14:56 Diperbarui: 14 Oktober 2024   15:04 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Geografi ekonomi adalah cabang ilmu yang mempelajari distribusi ruang dari aktivitas ekonomi di seluruh dunia, serta bagaimana faktor-faktor geografis memengaruhi perkembangan ekonomi suatu wilayah. Secara umum, geografi ekonomi mengkaji interaksi antara lingkungan fisik, lokasi, sumber daya alam, dan kegiatan ekonomi, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. Fokus utama dari geografi ekonomi adalah memahami hubungan timbal balik antara kondisi fisik suatu tempat dan dinamika ekonominya, serta bagaimana proses globalisasi memengaruhi perkembangan ekonomi regional dan global.

Kota Magelang, yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, memiliki karakteristik geografis yang unik yang memengaruhi dinamika ekonominya. Sebagai salah satu kota yang berfungsi sebagai pusat pendidikan, perdagangan, dan jasa di wilayah sekitarnya, geografi Kota Magelang memainkan peran penting dalam membentuk struktur ekonomi dan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Geografi ekonomi di Kota Magelang mengkaji bagaimana faktor-faktor lokasi, sumber daya alam, infrastruktur, serta interaksi dengan wilayah sekitarnya berdampak pada perkembangan ekonomi kota ini.

 
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi Kota Magelang berdasarkan PDRB dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mencakup analisis perbedaan antara pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku dan harga konstan, guna memahami perkembangan riil ekonomi tanpa pengaruh inflasi.

 Kecamatan Magelang Selatan:

  • Pada tahun 2014, jumlah penduduk sebesar 43.260 jiwa, kemudian mengalami penurunan menjadi 40.188 jiwa pada tahun 2021.
  • Penurunan populasi yang cukup stabil terlihat dari tahun 2014 hingga 2021.
  • Namun, pada tahun 2023, jumlah penduduk sedikit meningkat menjadi 40.255 jiwa.

 Kecamatan Magelang Utara:

  • Jumlah penduduk pada tahun 2014 adalah 38.576 jiwa, dan pada tahun 2016 turun menjadi 36.928 jiwa, kemudian fluktuatif dari tahun ke tahun.
  • Pada tahun 2023, jumlah penduduk Kecamatan Magelang Utara naik menjadi 37.451 jiwa setelah mengalami sedikit kenaikan dari tahun sebelumnya.

 Kecamatan Magelang Tengah:

  • Pada 2014, jumlah penduduk adalah 49.867 jiwa dan menurun menjadi 44.279 jiwa pada tahun 2017.
  • Setelah itu, angkanya relatif stabil, dengan sedikit kenaikan pada tahun 2023 menjadi 44.444 jiwa.

 Jumlah Penduduk Kota Magelang (Total dari ketiga kecamatan):

  • Jumlah total penduduk kota mengalami fluktuasi dari 131.703 jiwa pada tahun 2014 hingga menurun menjadi 121.526 jiwa pada tahun 2020.
  • Pada tahun 2023, jumlah penduduk total meningkat sedikit menjadi 122.150 jiwa, menunjukkan adanya peningkatan kembali setelah periode penurunan sebelumnya

Data PDRB Kota Magelang 2014 - 2023
Data PDRB Kota Magelang 2014 - 2023

Tabel di atas menunjukkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Magelang atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha dari tahun 2014 hingga 2024. Nilai PDRB diukur dalam juta rupiah dan mencerminkan kontribusi masing-masing sektor ekonomi terhadap perekonomian Kota Magelang. Berikut penjelasan berdasarkan kategori lapangan usaha yang tercantum:

  1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (A):
    • Kontribusi sektor ini cenderung kecil dan fluktuatif, dengan nilai tertinggi pada 2019 (5,17 juta rupiah) dan turun drastis hingga 0,92 pada tahun 2023.
  2. Sektor Industri Pengolahan (C):
    • Menunjukkan pertumbuhan positif sejak 2014 dengan nilai tertinggi pada 2021 (9,73 juta rupiah).
    • Setelah mengalami penurunan pada 2022 (3,84 juta rupiah), sektor ini kembali meningkat pada 2023 (4,64 juta rupiah).
  3. Sektor Pengadaan Listrik dan Gas (D):
    • Mengalami fluktuasi, dengan puncaknya pada 2021 (10,42 juta rupiah), dan menurun signifikan setelahnya pada 2022 dan 2023.
  4. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (G):
    • Salah satu sektor utama yang memiliki kontribusi besar dengan angka stabil di kisaran 5-6 juta rupiah dari tahun ke tahun, menunjukkan pentingnya sektor perdagangan di Kota Magelang.
  5. Sektor Informasi dan Komunikasi (J):
    • Memiliki peran signifikan dengan kontribusi yang tinggi, mencapai 16,41 juta rupiah pada 2014 dan terus berkembang hingga mencapai 10,57 juta rupiah pada 2019, tetapi mengalami penurunan drastis pada 2021.
  6. Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (Q):
    • Menunjukkan peningkatan tajam dari 6,52 juta rupiah pada 2020 menjadi 10,99 juta rupiah pada 2023, mencerminkan pentingnya sektor kesehatan.
  7. PDRB Total:
    • Nilai PDRB total mencapai puncaknya pada 2023 dengan 115,62 juta rupiah, setelah mengalami fluktuasi pada tahun-tahun sebelumnya, termasuk penurunan signifikan pada 2020 (-33,7 juta rupiah) akibat pengaruh besar dari kondisi ekonomi global, kemungkinan terkait pandemi.

KESIMPULAN :

 

TABEL 1

Secara keseluruhan, jumlah penduduk Kota Magelang mengalami penurunan sejak 2014 hingga sekitar 2021, terutama di semua kecamatan, sebelum akhirnya stabil dan mulai meningkat pada tahun 2023.

Penurunan jumlah penduduk ini bisa dikaitkan dengan berbagai faktor seperti migrasi, tingkat kelahiran, dan faktor ekonomi lainnya, sementara peningkatan kecil di tahun 2023 mungkin disebabkan oleh adanya penyesuaian demografi atau kebijakan pembangunan yang baru.

TABEL 2

  Tabel ini menunjukkan bahwa sektor-sektor perdagangan, informasi dan komunikasi, serta jasa kesehatan memiliki kontribusi besar terhadap PDRB Kota Magelang.

  PDRB mengalami fluktuasi dengan pertumbuhan pesat pada beberapa sektor di tahun 2023 setelah penurunan signifikan yang terjadi pada 2020, menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat.

  Perdagangan dan jasa tetap menjadi tulang punggung ekonomi Kota Magelang, sementara sektor pertanian memberikan kontribusi yang relatif kecil dan menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun