Mohon tunggu...
M Naziulah
M Naziulah Mohon Tunggu... Mahasiswa - SEDANG BERKULIAH

Berkuliah dengan rajin

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Tanaman Pangan Kecamatan Martapura Timur

5 September 2024   13:25 Diperbarui: 5 September 2024   13:27 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Geografi ekonomi merupakan cabang ilmu geografi yang mempelajari distribusi, organisasi, dan dampak aktivitas ekonomi di berbagai lokasi di permukaan bumi. Disiplin ini menggabungkan prinsip-prinsip ekonomi dan geografi untuk memahami bagaimana faktor-faktor geografis mempengaruhi pola dan proses ekonomi serta bagaimana aktivitas ekonomi berkontribusi terhadap perkembangan wilayah. 

Dalam kajian geografi ekonomi, perhatian utama diberikan pada berbagai aspek, seperti lokasi sumber daya alam, pola distribusi industri, serta dampak kegiatan ekonomi terhadap lingkungan dan masyarakat. Studi ini mencakup analisis tentang bagaimana faktor-faktor geografis seperti iklim, topografi, dan aksesibilitas memengaruhi jenis dan lokasi aktivitas ekonomi, serta bagaimana keputusan ekonomi seperti investasi, perdagangan, dan produksi didorong oleh kondisi geografis.

Geografi ekonomi di Kecamatan Martapura Timur, yang terletak di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana kondisi geografis dan faktor ekonomi saling mempengaruhi untuk membentuk pola aktivitas ekonomi di wilayah ini. Sebagai bagian dari Kabupaten Banjar, Kecamatan Martapura Timur memiliki karakteristik geografis dan ekonomi yang unik yang mencerminkan dinamika interaksi antara lingkungan dan ekonomi lokal. 

Kecamatan Martapura Timur dikenal dengan potensi pertanian yang melimpah, terutama dalam produksi padi, jagung, serta berbagai jenis sayuran dan buah-buahan. Letak geografisnya yang didominasi oleh dataran rendah dan iklim tropis sangat mendukung kegiatan pertanian. Ketersediaan lahan sawah yang subur serta sistem irigasi yang mendukung menjadi faktor utama dalam keberhasilan sektor pertanian di kecamatan ini.

Berikut hasil Analisis Location Quotient (LQ) Tanaman Pangan Di kecamatan Martapura  Timur Kalimantan Selatan (2018-2022) :

Sumber : Data sekunder sudah diolah, 2024
Sumber : Data sekunder sudah diolah, 2024

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2024
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2024

erdasarkan tabel yang ditampilkan, analisis menggunakan Location Quotient (LQ) bertujuan untuk menentukan apakah suatu sektor (dalam hal ini sektor pertanian) merupakan basis atau non-basis dalam suatu wilayah, yakni Kecamatan Martapura Timur, dari tahun 2018 hingga 2022.

1. Hasil Analisis LQ

  • Padi Sawah: Selama periode 2018 hingga 2022, Padi Sawah selalu berada dalam kategori BASIS, yang berarti komoditas ini merupakan sektor unggulan dan berpotensi untuk ekspor ke luar wilayah, mengindikasikan kontribusi yang lebih besar daripada kebutuhan lokal.
  • Komoditas lain (Padi Ladang, Kedelai, Jagung, Kacang Hijau, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar): Semua komoditas ini dikategorikan sebagai NON BASIS sepanjang tahun 2018 hingga 2022, yang berarti produksi dari komoditas ini hanya cukup atau kurang untuk memenuhi kebutuhan lokal, tanpa ada potensi signifikan untuk ekspor ke luar wilayah.

2. Pembahasan

  • Padi Sawah menunjukkan konsistensi sebagai komoditas basis, yang mengindikasikan bahwa produksi pertanian dari padi sawah tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan internal Kecamatan Martapura Timur tetapi juga dapat dijual ke luar wilayah. Hal ini mungkin disebabkan oleh kondisi lingkungan yang sangat mendukung untuk pertanian padi sawah, seperti ketersediaan irigasi yang memadai.

  • Komoditas non-basis seperti Padi Ladang, Kedelai, Jagung, Kacang Hijau, Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar menunjukkan bahwa produksi pertanian dari komoditas-komoditas ini masih belum optimal. Dengan hasil produksi yang rendah, daerah ini mungkin lebih mengandalkan impor dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal terkait komoditas tersebut.

  • Dari tahun 2018 hingga 2022, tidak terlihat adanya perubahan status dari komoditas non-basis ini, yang menandakan bahwa belum ada peningkatan signifikan dalam hal produksi yang memungkinkan komoditas tersebut menjadi basis di wilayah ini.

3. Kesimpulan

  • Padi Sawah adalah komoditas pertanian utama di Kecamatan Martapura Timur yang berpotensi untuk dijual ke luar daerah.
  • Komoditas selain Padi Sawah perlu pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan hasil produksi agar dapat bersaing dan berpotensi menjadi basis di masa depan. 

Berikut yang bisa saya laporkan mengenai analisis ini Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Rosalina Kumalawati S.Si., M.Si., dosen pengampun mata kuliah Meteorolodi dan Klimatologi, karena telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk artikel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun