Aku punya pendapat berbeda mengenai membangun bisnis, dalam bisnis yang aku pelajari bahwa visi dan infrastruktur itu penting bahkan sangat penting di awal.. hal ini aku dapatkan dalam sesi diskusi mengenai kesinambungan konsep membangun bisnis yang tidak hanya berorientasi uang semata, namun juga berkah dan manfaat untuk kebahagiaan bersama.
Membangun perusahaan juga mengenai semangat, saling menyemangati, kolaborasi hingga berbagi tentang mimpi.
Aku mendapatkan ini dalam sesi sekolah management bisnis di ITB, dalam kala itu seorang profesor membagikan pengalamannya mengenai konsep dan dasar-dasar bisnis yang berkaitan dengan manusia dan Tuhan.
Aku sangat menyukai hal ini, karena dari dulu mungkin aku belum menemukanya, bahwa apa yang sebenarnya orang cari dari pekerjaan, manusia hidup bukan untuk bekerja saja. ada satu kutipan yang sampai saat ini aku ingat ketika kamu bekerja, hal itu disampaikan melalui sebuah cerita dan perumpamaan seorang yang membangun suatu rumah.
Filosofi Bekerja dan Membangun, Bekerja untuk Beribadah.
Ada 3 kontraktor yang masing-masing punya pandangan berbeda dalam bekerja.
Mereka sama2 mendapatkan project untuk membangun 1 gedung pesantren dengan 3 lantai.
Kontraktor pertama.
- Para mandor sepakat, dan menentukan target mulai dan selesainya, mereka yang satu bekerja asal semua target selesai semua dan beres, alhasil semua team menyelesaikan sesuai dengan target dan beres.
Kontraktor kedua.
- Para mandor dan team sepakat membangun bertahap karena mereka tahu ini 3 lantai jadi mereka benar2 memikirka agar pondasi dilantai 1 harus kuat, mereka bekerja dengan memikirkan orang lain agar kedepan tidak rubuh dilantai 2 dan 3, yg mereka pikirkan yaitu membangun ini agar tidak menyulitkan penghuni gedung dikemudian hari. Semua diberikan arahan target, spesifikasi agar sesuai rancangan.
Kontraktor ketiga.
- Para mandor memulai awal dengan doa, mereka berpandangan bahwa mereka akan membuat sesuatu untuk digunakan orang banyak, mereka harus membuat sesuatu yang indah, karena ini amanah, tanah yang dibangun adalah waqaf dan gedung ini punya mimpi jadi pesantren internasional, banyak harapan muncul dari sini, bukan hanya sekedar jadi bangunan. Mereka berfikir dibeberapa tahun nanti jika mereka membangun gedung ini dengan baik dan indah akan banyak lahir anak2 muda yang baik.
Dan mereka menggambarkan masa depan gedung ini, agar semua pekerja tahu apa yang mereka buat, bukan sekedar bekerja tapi mereka beramal..dengan begitu semua pekerja ikhlas dan bersemangat membangunnya.
Dan diakhir pengerjaan project merek evaluasi dan beristigfar, barangkali banyak melakukan dosa.
Ketiga kontraktor itu punya waktu yang sama, yang membedakannya adalah awal memulai, niat dan akhirnya. .
- Sprit of Excelent. M. Nahrowi/18/ITB/19
Dan aku punya pendapat mengenai kualitas kepemimpinan, bahwa seorang pemimpin tidak hanya memerintahkan sesuatu yang mana belum tentu dia sendiri mau untuk melakukannya. Kualitas kepemimpinan dinilai dari apa motivasi mereka membangun bisnis diawal, dan aku pikir mereka yang membangun atas dasar niat, merawat, membangun hingga menjadikannya besar dimasa depan merekalah yang benar-benar tulus dalam membangun bisnis, karena bisnis tidak hanya mengenai uang.
Berbeda dengan mereka yang berorientasi uang tanpa berpikir untuk masa depan, tentu yang mereka lakukan adalah bagiamana mendapatkan uang, bukan lagi mengenai merawat dan beribadah lagi.
Akupun belajar, jika aku menjadi seorang kontraktor, aku ada di kontraktor yang mana, apakah aku hanya berpikir asal jadi? atau aku sudah berpikir mengenai uang manfaat, atau aku berpikir lebih jauh lagi bahwa apapun yang kita lakukan saat ini adalah membangun sedikit untuk kepentingan dimasa depan, bahkan ketika kita sudah tidak lagi disitu, apa yang kita bangun bermanfaat sampai nanti, itulah jariyah.
Dan setelah aku paham mengenai konsep membangun bisnis dan mengapa seseorang ingin menjadi pengusaha, tidak lain bukan lagi mengenai uang, namun sebuah panggilan diri untuk bisa bermanfaat untuk orang lain, meskipun begitu jika kita berorientasi hanya karena uang artinya kita sedang berjualan/berdagang. Bukan membangun sebuah bisnis dan kebermanfaatan yang akan digunakan sampai nanti. Dan kunci dari bisnis apapun adalah Semangat, kerja keras dan Integritas.
Lebih baik menutup perusahaan daripada tidak ada integritas, visi dan mimpi yang akan diraih -- Jack Ma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H