Mohon tunggu...
M. Nahrowi
M. Nahrowi Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis | Pengamat Bisnis Digital | Konsultan

Suka berbagi catatan; Teknologi, Bisnis, Inovasi & Seni. Sembari minum kopi di warung internet.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

5 Faktor Kegagalan Startup Versi Catatan

15 April 2019   21:33 Diperbarui: 15 April 2019   21:50 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu sudah tidak asing lagi yang namanya startup kan? yaitu sebuah perusahaan rintisan yang dibuat atas dasar menyelesaikan suatu permasalahan berbasis teknologi informasi. jenis bisnis yang berbeda dengan bisnis konvensional pada umumnya.

Banyak sekali startup berhasil di indonesia, begitu juga yang gagal, sebenarnya bukan gagal jika menurut saya namun karena tidak dilanjutkan lagi karena bisa jadi kurangnya dana, kurangnya kesempatan, kurangnya motivasi untuk meneruskan ide startup tersebut.

Semua bisnis memang pasti ujungnya adalah pendapatan dan uang, namun ada beberapa hal yang berbeda pada startup yaitu "nilai". sesi ini aku dapatkan dari pemateri Bekraf beberapa waktu lalu, yang mana aku ikut mendata sebanyak lebih dari 900 startup se-indonesia, keberhasilan dan kegagalan apa yang mereka alami. dari situlah aku belajar.

Berikut merupakan faktor terbanyak dalam kegagalan startup versi catatan ini:

1. Team

Bagi kami kegagalan startup yang paling sering dan riskan team, membangun sesuatu pada kenyataanya tidaklah mudah, apalagi menyatukan beberapa pemikiran dalam satu visi dan suara, satu sama lain haruslah saling melengkapi untuk keberhasilan bersama.

Namun tidak bisa dipungkiri, beberapa startup membentuk team secara prematur, asalkan bisa ini dan itu maka buatlah suatu team, padahal dalam startup dan dunia entrepreneurship disini, startup adalah sebuah senyawa, yang mana team adalah seorang keluarga, lebih dari itu mereka yang bisa saling menerima satu sama lain, berani bermimpi bersama, berjuang bersama, sampai jatuh bersama. Dalam team saling menyemangati adalah kunci, sehingga saling membantu dalam membangun inilah yang menguatkan.

2. VISI

Visi merupakan tujuan akhir yang harus bisa dijelaskan dengan cepat dan mudah dipahami, jika belum artinya visinya belum jelas. memang, untuk sampai ketahap itu tidak mudah juga, butuh proses menyederhanakan dari hal rumit kedalam suatu hal sederhana, hal tersebut juga untuk membantu membagikannya kepada team yang lainnya.

Namun yang menyebabkan banyak anggota team terkadang tidak melanjutkan perjuangan atau keluar dari team adalah visi. visi memang harus dibuat seperti sebuah tujuan, saya mau ke kota A dalam waktu berapa hari? Namun ada yang lebih penting dari itu, untuk membangkitkan semangat team satu sama lainnya visi saja tidak cukup, visi harus memiliki banyak aspek, salah satunya visi dan dampak bagi sosial, bagi rohani, bagi jasmani, bagi finansial, kesejahteraan, bagi waktu dan cinta.

Sehingga apabila dalam satu team yang sedang dalam visi tersebut tidak menemukan salah satu aspek tersebut, maka dia akan bertanya-tanya, bahkan ketika jawabannya tidak ada maka dia akan mencari team lainnya. Disitulah mulai kegagalan startup dengan keluarnya anggota team.

Kenapa? sebut saja, mereka sedang mencari tentang apakah dengan saya melakukan pekerjaan terbaik distartup ini saya mendapakan nilai kebaikan dan membantu orang lain, sedankan disisi lainnya startup ini hanya tentang mengejar profit dan finansial. dari situ anggota team juga sudah mulai bertanya, berarti disini saya tidak bisa mendapatkan alasan berbuat baik kepada banyak orang ya? nah, ketika jawaban itu tidak ada itu menjadi salah satu alasan anggota team pergi dari startup anda.

Untuk itu, dalam pembuatan visi memang harus menyangkut beberapa aspek, sosial finansial, membantu orang lain dan juga visi yang menunjukkan tujuan akhir yang jelas untuk masa depan startup ini nanti seperti apa dalam waktu kapan.

3. Ketidakmampuan Membagikan Visi

Bagi seorang leader atau lebih sering kita sebut founder, dialah yang merupakan penemu, penggagas ide startup tersebut. otomatis dia yang memiliki visi, arah, sehingga alasan kenapa ini dibuat hingga kemana arah dan tujuan akhirnya. Ini juga tidak mudah, dalam menyampaikan visi terkadang para founder memang sudah memiliki visi yang sempurna, namun ketika sudah disampaikan ke team, belum tentu team sepaham dengan visi tersebut, karena visi masih dalam bentuk imajinasi dan pemikiran, tentunya butuh suatu media atau canvas untuk melukiskan mimpi dan visi itu, agar satu sama lainnya bisa memahami maksut dan tujuan akhir dari startup yang akan dibuat..

4. Finansial

Ini yang paling penting, yang paling menyebabkan banyak anggota team, pegawai, keluar dari suatu perusahaan startup. tidak bisa dipungkiri, banyak lulusan baru perkuliahan tidak mau bertaruh waktu dengan startup yang baru dan tidak punya dompet yang tebal kan? tidak semua orang punya jiwa entrepreneur, sebagai owner anda harus paham itu.

Mereka memang punya semangat entrepreneur yang tinggi, karena mereka masih muda dan punya semangat berkarya, hanya saja ketika mereka dipertanyakan dengan masalah keuangan misalnya; Apakah kamu mau tidak saya gaji untuk membangun startup ini?

Belum tentu dari 100 kandidat ada yang mau, kecuali memang sudah punya pondasi yang bagus, namun jika kasusnya ini startup sama-sama perusahaan baru. maka pasti banyak sekali yang berkata, saya cari perusahaan lain saja yang bisa menggaji saya mahal.

Faktanya seperti itu, kenapa? karena memang ingin berkarya dan dibayar, belum menjadi real entrepreneur dari 0, untuk itulah sebagai owner startup, tentunya visi aspek keuangan, terutama bagian pengelolaan keuangan dan darimana mendapatkan keuntungan sangatlah penting. Faktanya tanpa itu berbagai biaya operasional juga tidak akan berjalan, termasuk biaya untuk menghidupi team dan startup itu sendiri.

Dan yang bisa dipelajari dari studi kasus ini adalah, visi sangat penting untuk arah dan tujuan startup, sedangkan untuk pondasi yang tak kalah penting adalah tentang pendanaan yang akan menjadikan visi itu hidup, dana itupun juga tidak boleh konyol, tanpa manajemen keuangan yang baik, startup akan membelanjakan uangnya tanpa tahu kapan kembali modal, lebih baik mengetahuai darimana sumber dana dan sumber pengghasilan, selebihnya menetukan visi dan mimpi.

Sehingga ketika visi itu dibangun, sudah serta merta tahu darimana keuntungan dari startup yang akan dibangun kedepannya ini. Dan yanf terpenting visi mencakup semua aspek tersebut.

5. Market / Customer

Bisnis apapun tentu butuh kehidupan, kehidupan. sebuah bisnis bisa dikatakan hidup ketika mereka punya transaksi secara berkesinambungan, artinya ada proses jual beli yang continue, tanpa itu tentu saja bisnis akan mati, karena tak ada income yang digunakan untuk menghidupi perusahaan dan organisasi. 

Semua bisnis yang bertahan lama pasti memiliki market segment/customer yang jelas. yaitu mereka tahu kemana harus menjual produk dan layanan bisnisnya ke orang yang tepat, karena kebanyakan yang kita temui adalah sering kita mempromosikan sesuatu layanan atau produk ke tempat yang tidak tepat, sehingga produk kita tidak laku, jika produk kita tidak laku maka sudah jelas tidak ada pemasukan.

Penentun market segment sudah jelas penting ketika bisnis akan dilakukan, sehingga meskipun ada resiko kegagalan, setidaknya kita tahu betul kita menjual produk / layanan apa kepada siapa yang memerlukan layanan ini? tentunya ada orang yang juga mencari jasa, ketika kita menawarkan solusi ke tempat yang tepat, bisnis kita akan berjalan berkesimbungan.

Artinya, life cycle bisnis akan tercipta terus menerus, tinggal bagaimana mengembangkan dan juga mengelolanya. jika sebuah bisnis belum menemukan customer, belum ada penjualan, artinya mungkin ada kesalahan penargetan market, sehingga mereka melakukan promosi ke orang / market yang tidak memerlukan layanan itu. 

Terus mencari, sembari meningkatkan identitas diri, karena menjual layanan ke market yang tepat adalah kunci dari jalannya bisnis apapun.

Salam, sukses selalu :) Semoga bisa sama-sama belajar.

Regards, M. Nahrowi

M. Nahrowi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun