Mohon tunggu...
Miqdam Shidqi
Miqdam Shidqi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku bukan siapa-siapa, hanya sebuah batu pijak yang membuatmu melompat lebih tinggi. Sesekali menulis untuk berceloteh dan berharap menjadi jembatan bagi sesama...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Sahabatku"

31 Juli 2015   00:19 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:08 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Selalu manis untuk diucapkan, ternging dalam ingatan walau waktu tak lagi satu. Mereka bilang persahabatan sejati akan selalu abadi. Mereka bilang sahabat yang menjadikan kita kuat. Dengan sahabat, mereka bilang suka duka terlalui dengan lompatan pasti. Tak ada tolok ukur pasti dalam sahabat kategori. Kebersamaan bukanlah jaminan sahabat abadi. Lantas, sahabat mana yang kalian maksudkan?

Sahabatku, dengan modal embel-embel kata “sahabatku” terkadang aku menjadi apatis. Sahabatku, maaf aku tak suka menganggapmu “sahabat”. Istilah itu justru menjadikanku meremehkanmu. Dengan gelar itu, sering kiranya aku menolelir kesalahan yang kuperbuat padamu. Sahabatku, dengan istilah itu justru membuatku apatis dengan lingkungan sekitar. Karena hanya karena mereka bukan atau tidak memiliki label “sahabatku” lantas semakin diriku mengacuhkannya. Hanya karena teman biasa dan lantas aku tak mengistimewakannya. Sehingga aku lebih sibuk denganmu “sahabatku” dan membuatku buta pada yang lainnya.

Sahabatku, izinkanlah kiranya aku menyebutmu keluargaku. Karna memang kita berasal dari moyang yang sama “Adam”. Dengan istilah keluarga kita tak lagi memilih dan milah kawan kerabat. Semua kita guyubkan dalam rasa keluarga.

Cukuplah cukup penjelasanku ini, semoga kau mengerti. Tak pantas rasanya aku merengek menjadi istimewa. Biarlah biar, hanya Tuhan dan RasulNya yang menyandang gelar “sahabatku”. Karena sekali lagi, keistimewaan hanya patut kita berikan padaNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun