Mohon tunggu...
Ricky Wahyudi
Ricky Wahyudi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Teror Semakin Menjadi, Apakah untuk Membungkam Para Pengkritik?

12 Juli 2017   04:41 Diperbarui: 12 Juli 2017   18:10 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu dini hari (12/7/2017), polisi menangkap dua pria yang diduga terlibat penganiayaan terhadap pakar telematika ITB, Hermansyah. Penangkapan itu berlangsung di kawasan Sawangan, Depok, saat mereka kembali dari Bandung.

Dengan tertangkapnya dua terduga tersebut, bisa membuka misteri dari aksi pengeroyokan tersebut. Apakah ada kaitan antara pernyataan hermansyah dengan aksi bejat itu, atau ada perkara lain?.

Sebelum aksi teror seperti ini, beberapa orang aktifis yang suka mengkritik penguasa telah terlebih dahulu menjadi tersangka. Sri Bintang Pamungkas cs ditangkap karena dianggap makar, namun kasus ini sampai sekarang belum jelas kelanjutanya.

Sudah lebih dari setengah tahun, berkas tersangka makar belum juga masuk ke pengadilan. Padahal sejak awal polisi menyatakan sudah punya bukti kuat. Tapi entah kenapa sekarang seperti kesulitan untuk mendapatkan cukup bukti.

Dengan ditangkapnya para tokoh nasionalis dan ditambah lagi ada dari kalangan ulama, maka dapat menimbulkan ketakutan bagi orang yang mengkritik penguasa. Karena kebetulan tersangka dugaan makar terkenal kritis terhadap penguasa, meski rata-rata umur mereka tidak muda lagi, tapi mereka dituding sanggup menjatuhkan penguasa.

Apakah memang mereka terbukti akan berbuat makar, atau hanya kabar pertakut bagi para pengkritik?. Kapolri harus menjelaskan duduk perkara ini, apakah kasus ini layak atau tidak. Jokowi juga harus memanggil Kapolri, karena akibat perbuatan anak buah Kapolri tersebut, muncul persepsi kalau Jokowi membungkam para pengkritik. Kecuali polisi memang mendapatkan tugas untuk itu, kita juga tidak mengetahui kebenarannya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun