"Sebuah kegembiraan yang tak terkira manakala melihat senyum kebahagiaan di wajah-wajah anak yatim. Meskipun sama sekali tak bisa memenuhi keseluruhan kebutuhannya di bulan Ramadan ini," kata Endang Sri Wahyuni, Ketua Yayasan Abulyatama Indonesia (YAI) Cabang Magelang di Grand Artos Hotel Magelang, pekan silam.
Ia menyampaikan hal itu di sela-sela acara Private Class Pola Pertolongan Allah (PC PPA) terkait rencana YAI Cabang Magelang akan menyelenggarakan Yatim Fest pada tanggal 31 Maret 2024 di Pendopo Pengabdian Rumah Dinas Wali Kota Magelang.
Penyelenggaraan kegiatan ini rutin setiap Ramadan dengan tujuan mengutuhkan kembali hidup anak yatim melalui momentum bulan Ramadan. Selama ini anak-anak menanggung beban hidup yang tidak mudah, dan kini saatnya memberikan rasa bahagia kepada mereka. "Semacam kegiatan besar tahunan. Untuk Yatim Fest tahun ini akan mendatangkan 250 anak yatim dan penghafal Al-Qur'an," ungkap Endang.
Dalam Islam kedudukan anak yatim sangat istimewa. Allah SWT langsung memberikan perintah dan anjuran untuk selalu berbuat baik, memuliakan, dan menyayanginya. Termasuk menjaga harta peninggalan orangtua mereka agar tak bercampur dengan harta pengasuhnya. Ketika anak yatim sudah dewasa harta itu harus dikembalikan kepadanya untuk dikelola sendiri. Bahkan Allah secara tegas memberikan label pendusta agama kepada orang-orang yang abai terhadap anak.
Perbuatan baik dan pemuliaan kepada anak yatim, misalnya, dengan memenuhi keperluan keseharian mereka, mengupayakan pendidikannya, dan menghindarkan mereka dari berbagai tindak kejahatan. "Bagi teman-teman muslim, Yatim Fest ini menjadi upaya YAI membuka jalan bagi mereka untuk bisa berbuat baik kepada anak-anak yatim," kata Endang.
Yatim Fest dirancang sebagai ajang mempertemukan para donatur dengan anak-anak yatim. Hal ini tentu akan menjadikan tumbuhnya kemantapan dalam hati mereka, sehingga terus menyisihkan rezeki yang mereka dapatkan dari Allah untuk anak-anak yatim itu.
Dalam acara Yatim Fest yang melibatkan Wali Kota Magelang, dr. H. Muchamad Nur Aziz, Sp.PD. sebagai penasihatnya, anak-anak yatim yang hadir akan mendapatkan hiburan dari pendongeng dengan tema-teman yang menginspirasi dari keteladanan nabi dan para sahabat. Tidak hanya itu, mereka juga akan menerima uang bantuan, dan bingkisan yang terdiri dari ayam goreng utuh, roti dan susu.
Sementara itu, Ocha---panggilan akrab Siti Rochana, Kepala Divisi Komunikasi dan Media YAI mengatakan, Yatim Fest bukanlah satu-satunya programn yang dikembangkan YAI. Menurutnya, selama ini YAI sudah menjalankan dan memiliki berbagai program unggulan yang terfokus kepada anak-anak yatim, dan tak hanya bantuan insidental, melainkan program-program yang bersifat keberlanjutan.
Sebut misalnya, program ternak kambing bagi 25 anak yatim yang dikembangkan secara berkelompok untuk menopang kebutuhan ekonominya. Ini program yang mempertimbangkan adanya keberlanjutan, bukan hanya pemberian sekali habis pakai.
"Mereka juga bisa mulai belajar sejak dini dalam kegiatan ekonomi fundamental di perdesaan, dan ekonomi berbasis budaya," ujar Ocha yang juga Consultant of Financial Freedom.
Selain pemberdayaan bidang ekonomi, YAI juga memberikan perhatian pada keberlanjutan bidang pendidikan anak-anak yatim dengan mengembangkan program Orang Tua Asuh (OTA). Sekarang ini, YAI sudah memberikan santunan kepada 50 anak yatim yang mendapatkan bantuan dana pendidikan. Dengan program ini, menurut Ocha, pendidikan mereka tidak akan terbengkalai, bisa meraih pendidikan setinggi-tingginya, dan menjadi manusia unggul yang saleh dan salehah.
"Kita akan terus upayakan agar program OTA ini bisa sampai pendidikan di perguruan tinggi. Kalau mereka memiliki kepandaian kita bisa bantu mengakses beasiswa," lanjut Ocha.
Ia menjelaskan, saat ini banyak pihak yang membuka program beasiswa untuk berbagai pendidikan di dalam dan di luar negeri. Bahkan Kementerian Agama untuk para santri juga memiliki program beasiswa ini. Tentu ini akan menjadi peluang yang lebih luas, bukan sekadar bantuan dari individu-individu seperti sekarang ini.
Sedangkan untuk program bulanan YAI memiliki kegiatan Yatim Fun. Program ini dimaksudkan sebagai kegiatan yang menggembirakan anak yatim dengan mengajak mereka berwisata, dan makan bersama-sama. Kadang kala juga mengajak mereka belanja untuk membeli kebutuhan sehari-hari, seperti sabun mandi, pasta dan sikat gigi.
Program menarik lainya yang dikembangkan YAI adalah Gerakan Jumat Berkah (GJB). Program ini dikembangkan dengan model alternatif dan lebih tepat sasaran, tak hanya menyediakan nasi bungkus, roti, dan minuman di masjid-masjid.
Gus Rof---panggilan akrab Rofi'i Hasnan, Koordinator Lapangan YAI mengatakan bentuk alternatif GJB ini dengan memberikan voucher kepada perempuan-perempuan yang ikut jamaah Subuh pada hari Jumat. "Kita tanya ke RT keluarga-keluarga di sekitar masjid yang memiliki keterbatasan ekonomi, dan mereka yang kita beri voucher itu," katanta.
Dalam voucher itu sudah tertulis nominalnya, dan mereka bisa tukarkan dengan berbagai macam kebutuhan dapur, seperti sayuran, buah-buahan dan belanja lainnya kepada para pedagang sayur keliling.
Operasional model ini melalui kerja sama dengan para pedagang sayur keliling. YAI membayarkan seluruh jumlah uang dalam nominal voucher kepada pedagang keliling. Para perempuan jamaah salat Subuh akan menukarkannya dengan berbagai belanjaan sesuai dengan kebutuhannya.
Para pedagang sayur keliling yang ikut kerja sama ini sudah parkir di depan masjid setelah Subuh, dan sebagiannya malah ikut subuhan di masjid itu. "Berkah ini dengan begitu meluas tidak hanya untuk perempuan jamaah salat Subuh, tetapi juga untuk para pedagang sayur keliling," jelas Gus Rof.*** (Mukhotib MD, jurnalis warga)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H