Selain pemberdayaan bidang ekonomi, YAI juga memberikan perhatian pada keberlanjutan bidang pendidikan anak-anak yatim dengan mengembangkan program Orang Tua Asuh (OTA). Sekarang ini, YAI sudah memberikan santunan kepada 50 anak yatim yang mendapatkan bantuan dana pendidikan. Dengan program ini, menurut Ocha, pendidikan mereka tidak akan terbengkalai, bisa meraih pendidikan setinggi-tingginya, dan menjadi manusia unggul yang saleh dan salehah.
"Kita akan terus upayakan agar program OTA ini bisa sampai pendidikan di perguruan tinggi. Kalau mereka memiliki kepandaian kita bisa bantu mengakses beasiswa," lanjut Ocha.
Ia menjelaskan, saat ini banyak pihak yang membuka program beasiswa untuk berbagai pendidikan di dalam dan di luar negeri. Bahkan Kementerian Agama untuk para santri juga memiliki program beasiswa ini. Tentu ini akan menjadi peluang yang lebih luas, bukan sekadar bantuan dari individu-individu seperti sekarang ini.
Sedangkan untuk program bulanan YAI memiliki kegiatan Yatim Fun. Program ini dimaksudkan sebagai kegiatan yang menggembirakan anak yatim dengan mengajak mereka berwisata, dan makan bersama-sama. Kadang kala juga mengajak mereka belanja untuk membeli kebutuhan sehari-hari, seperti sabun mandi, pasta dan sikat gigi.
Program menarik lainya yang dikembangkan YAI adalah Gerakan Jumat Berkah (GJB). Program ini dikembangkan dengan model alternatif dan lebih tepat sasaran, tak hanya menyediakan nasi bungkus, roti, dan minuman di masjid-masjid.
Gus Rof---panggilan akrab Rofi'i Hasnan, Koordinator Lapangan YAI mengatakan bentuk alternatif GJB ini dengan memberikan voucher kepada perempuan-perempuan yang ikut jamaah Subuh pada hari Jumat. "Kita tanya ke RT keluarga-keluarga di sekitar masjid yang memiliki keterbatasan ekonomi, dan mereka yang kita beri voucher itu," katanta.
Dalam voucher itu sudah tertulis nominalnya, dan mereka bisa tukarkan dengan berbagai macam kebutuhan dapur, seperti sayuran, buah-buahan dan belanja lainnya kepada para pedagang sayur keliling.
Operasional model ini melalui kerja sama dengan para pedagang sayur keliling. YAI membayarkan seluruh jumlah uang dalam nominal voucher kepada pedagang keliling. Para perempuan jamaah salat Subuh akan menukarkannya dengan berbagai belanjaan sesuai dengan kebutuhannya.
Para pedagang sayur keliling yang ikut kerja sama ini sudah parkir di depan masjid setelah Subuh, dan sebagiannya malah ikut subuhan di masjid itu. "Berkah ini dengan begitu meluas tidak hanya untuk perempuan jamaah salat Subuh, tetapi juga untuk para pedagang sayur keliling," jelas Gus Rof.*** (Mukhotib MD, jurnalis warga)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H