Inklusi Disabilitas, menjadi fokus dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional yang diperingati pada tanggal 3 Desember setiap tahunnya. Ini bukan selebrasi, tetapi sebuah momentum bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi, sudahkah negara-negara memberikan akses penyandang disabilitas ke semua ranah penghidupan?
Tak ada jalan lain, manakala hendak memberikan ruang bagi disabilitas dalam menikmati hak-hak asasi manusianya, kecuali dengan membangun sistem dunia yang Inklusi Disabilitas. Inklusi Disabilitas merupakan situasi yang penting sebagai upaya serius dalam menegakkan hak asasi manusia bagi semua, tak ada yang tertinggal dengan alasan apapun. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bahkan menyebut Inklusi disabilitas sebagai bagian dari terwujudnya pembangunan berkelanjutan, perdamaian dan keamanan.
Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 2030 menyatakan dengan jelas sebuah pernyataan yang menjadi spirit gerakan internasional, "tidak meninggalkan siapa pun di belakang." Pernyataan ini merupakan bagian dari komitmen global, kesepakatan negara-negara dalam memenuhi hak-hak penyandang disabilitas sebagai bentuk keadilan bagi semua.
Dalam situasi krisis global seperti sekarang ini melahirkan berbagai tantangan yang harus dihadapi negara-negara secara global, yang ujungnya akan memuci resesi ekonomi secara global. Sebut, misalnya, pandemi COVID-19 yang tak pasti kapan akan berakhir, perubahan iklim yang mengancam kehidupan manusia dengan berbagai bencana alam, dan berkecamuknya perang, paling terkini perang Rusia dan Ukraina.
Tanpa Inklusi Disalitas, dalam situasi krisis apapun, bencana alam, perang, dan resesi ekonomi, paling sering penyandang disabilitas yang menghadapi sikap pengucilan, pengecualian, dan ditinggalkan semua kepentingannya.
Untuk itu, haruslah menjadi perhatian bagi setiap negara, penanggung jawab sektor publik dan pihak swasta, layanan publik, termasuk layanan pendidikan dan kesehatan harus membangun inklusif disabilitas ini. Seluruh elemen bangsa harus bekerja sama, dan bersama dengan penyandang disabilitas secara kolaboratif mengembangkan berbagai inovasi yang mampu membangun Inklusif Disabilitas.
Strategi Membangun Inklusi Disabilitas
Strategi Inklusi Disabilitas telah digagas sejak tahun 2019. Sekretaris Jenderal PBB menyatakan, PBB harus memimpin dengan memberi contoh dan meningkatkan standar dan kinerja organisasi tentang inklusi disabilitas. "Di semua pilar pekerjaan, dari kantor pusat hingga lapangan," katanya.Â
Inklusi Disabilitas yang dikembangkan PBB menjadi dasar penting dalam memajukan Inklusi Disabilitas, yang tak hanya sementara, melainkan berkelanjutan dan transformatif dalam keseluruhan pilar pekerjaan PBB. Model ini bersifat sistemik, sebab pemenuhan hak asasi manusia bagi penyandang disabilitas tak bisa dikecualikan, ditangguhkan apalagi dicabut. Hak itu menjadi bagian integral, tidak dapat dipisahkan, dan menjadi hak asasi manusia dan kebebasan fundamental bagi penyandang disabilitas.