Padahal, Abdurrahman tahu, kakek Kliwon itu kiai besar, bahkan jauh lebih terkenal ketimbang dirinya sendiri. Kakek Kliwon teman seperguruan dengan Kiai Madjid, pengasuh pesantren tempat ia dan Kliwon mengaji.
Abdurrahman tahu, Kliwon selalu saja lebih dulu paham ketika kiai menjelaskan, bahkan kadang-kadang melampaui apa yang dipikirkan dan disampaikan kiai. Ia berpikir, apakah Kliwon sedang menjalani laku tertentu, untuk kelak akan menjadi orang besar. Bayangkan, di bulan Ramadan ia merindukan kedekatan dengan Gusti Alloh, cara pandang yang jauh berbeda dengan kaum muslimin lainnya.
Pertanyaan Abdurrahman, memang tak pernah menjadi pertanyaan penduduk dusun Bluwangan. Sebab mereka tak mengerti siapa sebenarnya Kliwon yang tinggal didusun Bluwangan itu sebagai pendatang.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H