"Biasa, minuman favoritku, es jeruk."
Sejak muda, Kliwon memamg sangat senang dengan es jeruk. Baginya tidak lagi soal cuaca panas atau cuaca dingin, es jeruk merupakan minuman wajibnya. Ia bisa tak jadi membeli makanan di sebuah warung saat warung itu tidak menyediakan minuman es jeruk. Makan bakso, minuman es jeruk, makan nasi padang, minuman es jeruk, makan nasi angkringan, minuman es jeruk. Makanya, Dzul juga selalu menyediakan es jeruk di angkringannya, kalau nggak Kliwon bisa kabir mencari tempat langgan baru.
***
Gara-gara sangat sukanya dengan es jeruk, Kliwon pernah bersitegang dengan Legi di sebuah warung empek-empek Palembang. Pasalnya, Legi sudah terlanjur pesan empek-empek empat porsi. Ketika pesan minuman, ternyata warung itu tidak menyediakan es jeruk atau sudah habis es jeruknya, tak jelas benar kisahnya dulu.
"Malu, Kang kalau nggak jadi beli."
"Tapi yang mau dipesan nggak ada, es jeruk."
"Sekali-kali es teh atau es buah."
"Nggak bisa, cari warung yang lain saja."
Legi mengalah. Ia membatalkan pesanannya dan pindah warung  mengikuti suaminya. Sejak peristiwa itu, kalau kebetulan adalah kelebihan rezeki dan ingin makan di warung, Legi selalu bertanya dulu kepada pelayan warung makan itu, apakah mereka masih memiliki es jeruk? Jika tidak tersedia es jeruk, maka Legi akan mengajak anak-anak untuk berpindah warung, dan begitu seterusnya.
Kepada Legi, Kliwon pernah bercerita, es jeruk sangat baik untuk kesehatan, vitamin c yang terkandung dalam minuman es jeruk itu sangat dibutuhkan tubuh, katanya, "itulah saya selalu minum es jeruk."
Legi ingin membantah pandangan Kliwon itu. Tetapi ia tak ingin mencederai semangat suaminya sedang beteori. Padahal menurut Legi, dalam jeruk memang mengandung banyak vitamin yang dibutuhkan tubuh manusia. Tetapi kalau es jeruk, sungguh tak demikian adanya.***