"Menambah pusing kepala."
Disajikan dengan nasi hangat ya masih mengeluarkan uap, urab kembang kecipir dan bunga turi sedapnya bukan. Inilah menu makan, termasuk menu untuk menemani makan sahur yang luar biasa bagusnya untuk tubuh manusia. "Sekarang kalian tahu, kenapa Romo selalu minta kalian makan kecipir dan turi?"
Legi menatap kedua anaknya, dengan isyarat matanya meminta anak-anak itu menjawab dengan suka cita, "ya Romo, kami paham dan kami suka dengan kecipir dan turi."
Si Pon mengangguk, tetapi Wage malah menyingkirkan kembang turi itu di pinggiran piring. Legi segera mengambil piring itu, dan berpura-pura menambahkan nasi, sambil jari kirinya menjatuhkan kembang turi ke dalam piring makannya sendiri.
"Lihat, Kang, Wage sampai tambah nasinya."
Kliwon menganggukkan kepala dengan rasa bangga. Ia merasa yakin, anak-anaknya akan menjadi gebnerasi yang sehat fisik, psikis, dan sehat pikir. Lalu mengambil segelas teh panas, meminumnya sedikit, dan melanjutkan santap sahurnya dengan rasa lega, sebab anak-anaknya sudah bisa menerima menu makanan warisan leluhurnya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H