"Ini rumah yang paling aman, karena Kapolsek kenal baik dengan Kliwon," kata Dzul.
Rajab berlari menuju arah Barat, tak lama kemudian datang tiga polisi ke rumah Kliwon. Setelah mengucapkan salam, salah satu polisi menanyakan Rajab yang turut serta dalam perusakan warung di pinggir jalan.
"Oh, ya. Rajab tadi di sini, tapi baru saja ia pergi ke arah Barat," sahut Kliwon.
"Kira-kira ke mana?" Tanya polisi yang lain.
"Entah pergi ke mana."
"Kalau Bapak tidak memberi informasi, Bapak bisa kita tuduh menyembunyikan tersangka tindakan pidana."
"Ya, kalau Bapak mau silakan, saja. Saya sudah jujur menjawab yang bisa saja jawab."
"Kita akan cari bukti tentang tindakan, Bapak," polisi yang ketiga sambil melangkah keluar dari halaman rumah Kliwon.
Suasana sepi sejenak. Kliwon dan Dzul sama sekali tak paham dengan cara berpikir tiga polisi itu. Bagaimana tiba-tiba akan membuat orang menjadi tersangka hanya kerana tidak tahu ke mana larinya pelaku tindak pidana.
"Sudahlah, nggak usah dipikirkan," kata Dzul.
"Sama sekali taki memikirkan soal polisi itu. Saya justru memikirkan kenapa masyarakat kita menjadi begitu mudah tersulut melakukan perusakan, hanya karena warung buka di bulan puasa."