Mohon tunggu...
MMDFTP38 Desa Bulus
MMDFTP38 Desa Bulus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa MMD FTP UB Kelompok 38 di desa Bulus, Kec. Bandung, Kab. Tulungagung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa MMD Kelompok 38 FTP UB Memanfaatkan Limbah Sekam Padi Menjadi Pupuk Kompos yang Berguna bagi Masyarakat Desa Bulus

3 Agustus 2024   13:32 Diperbarui: 3 Agustus 2024   17:51 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lahan pertanian padi di Desa Bulus yang sangat luas/dok. pri

Mahasiswa Membangun Desa atau biasa disebut MMD merupakan kegiatan KKN yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya. Program ini dilaksanakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian di 45 Desa di Kabupaten Tulungagung yang akan dibagi untuk 45 kelompok. MMD Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya berlangsung pada tanggal 6 Juli hingga 20 Juli 2024. Kelompok 38 mendapatkan lokasi di Desa Bulus, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung. Program ini melibatkan mahasiswa serta dosen yang menghadirkan berbagai kegiatan meliputi edukasi, pelayanan kesehatan, serta perawatan lingkungan.

Desa Bulus merupakan daerah yang dikenal dengan hasil pertaniannya. Kegiatan pengabdian masyarakat yang berlangsung selama dua minggu ini bertujuan untuk memberikan inovasi serta pengembangan untuk desa. Berkat program MMD yang berada dibawah koordinator dosen pembimbing lapang Kiki Fibrianto STP., M. Phil., Ph.D, Sekam padi yang pada umumnya dibakar begitu saja, kini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang sangat berguna bagi masyarakat. Hal ini sesuai dengan SGDs poin ke 15 dari 17 yakni ekosistem daratan. SGDs ini diterapkan dengan penggunaan pupuk organik yang lebih aman bagi jangka panjang ekosistem pada tanah.

Dengan banyaknya limbah hasil pertanian di Desa Bulus, tentunya hal tersebut dapat dimanfaatkan kembali bila diolah dengan benar. Salah satu yang menjadi fokus kali ini yaitu bagaimana memanfaatkan banyaknya limbah sekam padi. Masyarakat yang awalnya mengurangi limbah hanya dengan cara membakarnya, kini limbah tersebut dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk yang lebih berguna.

Kegiatan dimulai dari mendapatkan limbah sekam padi dari petani setempat, kemudian limbah sekam padi dikumpulkan serta menyiapkan bahan pendukung seperti larutan EM4 dan molase. Untuk perbandingan bahan, sekam padi sebanyak 10kg membutuhkan larutan EM4 dan molase masing-masing 100 ml. Selanjutnya disiapkan peralatan seperti ember atau plastik sambah untuk wadah fermentasi, sarung tangan dan sekop. Tahap awal dalam pelaksanaan yakni mencampurkan 100 ml EM4 dan Molase pada air secukupnya, kemudian aduk hingga rata. Selanjutnya diamkan 1-2 jam larutan tersebut untuk mengaktifkan mikroba. Siapkan sekam padi pada ember sedikit demi sedikit dan tuangkan bertahap larutan yang telah dibuat dan aduk hingga lembap serta simpan dalam ruangan tidak terkena matahari langsung. Lalu tutup wadah fermentasi dan diamkan minimal 7-10 hari.

Sosialisasi pembuatan fermentasi limbah sekam padi menggunakan EM4 dan Molase/dok. pri
Sosialisasi pembuatan fermentasi limbah sekam padi menggunakan EM4 dan Molase/dok. pri

"Sangat bagus sekali karena dengan inovasi seperti ini limbah yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan dan tidak membuat polusi karena biasanya limbah ini hanya dibakar,"ujar Bu Ida, salah satu warga Desa Bulus. Selain itu banyak pula apresiasi dari warga dan petani sebab hal tersebut dapat banyak bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Demonstrasi pembuatan fermentasi limbah sekam padi menggunakan EM4 dan Molase/dok. pri
Demonstrasi pembuatan fermentasi limbah sekam padi menggunakan EM4 dan Molase/dok. pri

Kiki fibrianto STP., M. Phil., Ph.D dan Dr. Siti Asmaul Mutaniroh selaku koordinator kelompok 38 MMD FTP berpendapat bahwa program kerja ini merupakan salah satu jalan keluar baru bagi desa sebab limbah yang awalnya tidak berguna dapat dimanfaatkan. "Dengan berkurangnya limbah di Desa Bulus semoga dapat membuat lingkungan yang lebih baik." Dengan adanya pendapat ini diharapkan pemanfaatan ini bisa berdampak berkelanjutan untuk desa.

Dengan berakhirnya masa kegiatan MMD Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya diharapkan dapat membawa perubahan baik yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan. Selain itu, kegiatan MMD ini diharapkan dapat menciptakan inovasi baru yang bermanfaat di masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun