Mohon tunggu...
Amelia Salsabilla
Amelia Salsabilla Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

suka berjalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa UB Lakukan Pembuatan Ecoenzym Guna Meningkatkan Kesadaran Lingkungan

20 Agustus 2023   20:36 Diperbarui: 20 Agustus 2023   21:00 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Bulusan merupakan salah satu desa yang memiliki banyak sampah karena pengolahan yang belum terlaksana dengan baik masih menjadi salah satu permasalahan yang perlu diperhatikan. Pada tahun 2023, komposisi sampah yang paling banyak dihasilkan di Provinsi Jawa Timur berdasarkan jenisnya yaitu sampah sisa makanan. Sisa makanan menempati persentase hingga 60%. Kondisi alam maupun lingkungan di Kelurahan Bulusan cukup beragam. Proses penghijauan mengalami kendala karena tanaman terlebih dahulu rusak terkena limpasan air. Selain itu, banyak juga ditemui limbah atau sampah organik yang menumpuk dan keberadaan TPS yang masih terbatas. Jadwal pengambilan sampah yang belum rutin juga akan menyebabkan sampah semakin menumpuk di lingkungan tersebut. Salah satu pemanfaatan limbah organik yaitu dengan diolah menjadi ecoenzyme. 

Berdasarkan wawancara masyarakat setempat, dikatakan bahwa ecoenzyme merupakan sebuah trobosan baru yang dapat diberikan untuk menanggulangi permasalahan yang ada di Desa Bulusan. "Ecoenzyme ini cocok mbak apabila dibawakan di Desa Bulusan ini dikarenakan warganya belum banyak yang tau. Cara untuk membuatnya pun terlihat cukup mudah" Kata Bu Diana selaku masyarakat Desa Bulusan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Kegiatan ini masyarakat membawa sampah rumah tangganya masing-masing dari rumah dalam bentuk mengurangi sampah yang menumpuk. Sampah-sampah yang di pakai seperti kulit wortel, akar-akar sayur, kulit buah dan lain sebagainya. Selain sampah kita juga menyiapkan alat dan bahannya yang digunakan seperti toples sebagai tempat penyimpanan yang tertutup dan  juga gula merah sebagai sumber energi bagi mikroba selama proses fermentasi. 

Dalam pembuatan ecoenzym sendiri dilakukan bertahap dan dilakukan bersama-sama sehingga, masyarakat yang ikut serta dalam pembuatan ecoenzym lebih memahami proses pembuatannya dan juga fungsi dari tahap tersebut. Proses pembuatannya bisa dibilang mudah juga yaitu memotong kecil-kecil sampah rumah tangga lalu dimasukkan kedalam toples, ditambahkan air pada toples hingga dari toples itu sendiri dan gula merah yang telah dipotong kecil-kecil. Setelah seluruh bahan dicampur tutup rapat toples lalu diberi lakban agar tidak ada udara masuk dan mengganggu proses fermentasi dari ecoenzym itu sendiri. Step terakhir yaitu memberi tanggal panen pada masing-masing toples dan ecoenzym  siap di fermentasi tidak boleh di buka hingga waktu panen yang telah ditentukan yaitu selama 90 hari. Selama proses pembuatan ecoenzym seluruh partisipan yang hadir tampak antusias dan juga semangat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun