Mohon tunggu...
Farida Widyawati
Farida Widyawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

DPR... Belajarlah Dari Atlet Kita

29 September 2014   04:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:09 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hendra Setiawan / Mohammad Ahsan memberikan tambahan medali (emas) untuk Indonesia setelah sebelumnya Gressia Polii / Krishinda Maheswari memberikan emas pertama untuk bangsa ini di ASIAN Games. Menyaksikan pertandingan ini hampir sama rasanya menyaksikan pertarungan anggota dewan tiga hari lalu. hati penuh gemuruh dan bergejolak. Ketegangan, harap-harap cemas, nervous, gemetar dll melanda diri. Namun bedanya adalah kali ini saya tidak marah dan kecewa pada pelaku. Justru saya bisa bangga (meski sama-sama hasilnya kemenangan aktor utama) pada pelaku yg tanpa banyak berbicara (kayak tukang obat di pasar hewan di kota saya dulu).

Hari kemarin si aktor aktris utmanya adalah KMP yg getol dan ngebet banget supaya RUU Pilkada via DPRD segera gol dan itu kemenangan untuk mereka. Dan hasilnya sama-sama kita ketahui KMP win the battle. Di hari ini, di tengah euforia KMP dan pendukungnya dan jutaan rakyat yg dirampok hak politiknya, jauh di negri orang ada sekelompok anak bangsa yg beradu keringat, pantang menyerah dan ingin memberikan yg terbaik bagi bangsa ini sejatinya memberikan tamparan bagi sebagian anggota yg terhormat (katanya sihhhhh) (dan yg bisa merasakan)

Di gedung yg mewah dengan segala fasilitas super well para anggota berjibaku argumen dan bahkan fisik nyaris beradu (yg katanya) untuk Indonesia lebih maju dan menjadi yg terdepan di Asia, hemat anggaran pemilu (padahal sejatinya sama saja dan ada udang lobster yg gurih menunggu di meja belakangnya) menjadikan Indonesia bla bla bla bla bla... Namun itu cuma retorika saja. Mengaku nasionalis yg cinta Indonesia namun justru menjerumuskan bangsa ini ke jaman bahuela yg primitif dan terbelakang. Anak-anak bangsa ini yg tidak banyak beretorika memajukan bangsa, cinta Indonesia berjuang demi bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yg besar, jusrru nereka lebih dulu bertindak dan nama Indonesia jadi yg teratas (minimal dicatat dan dikenal bahkan dipertimbangkan sebagai rival yg handal). Mereka /atlet2 ini tidak menanyakan upah apa yg akan mereka terima nantinya, namun dengan kebanggan yg begitu tjnggi membawa dan menghidupkan bangsa kita di kancah internasional. Harusnya para dewan yg terhormat jni belajar dari sekelompok anak-anak negri ini yg begitu nyata memberikan kontibusi positif untuk Indonesia bukan malah memberikan polemik dan bahkan kemunduran perjalanan bangsa jni yg sudah mau dan sedang berbenah untuk menjadi lebih. Belajarlah nasionalisme pada mereka, murah meriah tanpa harus ada biaya besar ke luar negri untu study banding.

Jepara, 28 - 09 - 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun