Sore itu sekitaran pukul 17:00, Eko yang baru saja menyelesaikan seluruh administrasi surat kehilangan langsung bergegas ke tempat tongkrongannya "Kos Dimas". Setibanya disana, aroma kopi kapal api yang biasa ia minum langsung menusuk kehidung nya, Â membuatnya bergegas masuk.Â
Di kamar kos, dua orang pemuda (Eko dan Dimas) duduk berhadapan. Ekspresi mereka serius, terjebak dalam pusaran argumen.
Pagi itu Eko mengalami kejadian tak menyenangkan. Laptopnya yang belum genap 2 bulan menemaninya baru saja dicuri. kejadian ini mau tak mau memacu amarah, sedih dan frustasi. Dan kejadian ini juga yang menjadi pemicu terjadinya perdebatan diantara 2 orang sahabat tersebut.
Eko meledak dengan emosi dan sedihnya "Tentu saja korban yang kasihan Mas! korban kehilangan hal yang berharga, entah itu materi bahkan kenangan. Bayangkan kamu di posisi saya, bekerja keras dan menabung demi membeli laptop, namun belum genap 2 bulan laptop itu dicuri! Bagaimana perasaanmu?!" Suaranya meninggi.
Dimas bak air yang tenang "Iya ngerti Ko, tapi bukan berarti pencuri tidak merasakan sakit! Semua orang tau kalau mencuri itu dosa bahkan pencuri sekalipun. Tapi mereka tetap rela ngelakuin hal itu, kenapa?. Karena mereka tidak berkecukupan! entah tak cukup secara materi, atau bahkan hati nya yang tak cukup. Terhimpit kebutuhan hidup mungkin menjadi faktor mereka terjerumus ke dunia kriminal." Tampak rasa sedih dimatanya.
Eko mendengus, asap rokoknya memenuhi ruangan "Salah ya tetap salah! Mencuri hak orang lain tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun! Hukum!."
Dimas menghisap rokok nya dalam-dalam "Hukuman saja tidak cukup Ko. Mereka butuh bantuan, kesempatan! Engga kayak kamu yang enak-enak kuliah, biaya hidup ditanggung."
Eko tersulut, suaranya memekak "Bacot! Udah ngerasain enaknya ngambil barang orang, mana mau berubah!"
Dimas yang masih tetap tenang " Jangan menggeneralisir! Banyak pencuri yang menyesal, ingin berubah. hanya saja mereka butuh uluran tangan."
Eko mencibir "Uluran tangan doang gak cukup! Bakar! Mental maling udah mendarah daging!"