Seseorang yang memiliki pekerjaan dibidang tenaga pengajar, karyawan kantoran, atau bahkan orang-orang dengan jam kerja yang melebihi 8 jam.Â
Tidak terlepas dari kegiatan yang monoton, lebih banyak menghabiskan waktu ditempat duduk, adanya persaingan yang ketat, kurangnya pergerakan pada tubuh, dan kurang waktu bercengkarama dengan keluarga atau bahkan tidak ada waktu untuk diri sendiri (me time).
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kondisi psikologis, sosial bahkan fisik atau biologis seseorang, hal ini dapat mengarah pada stress kerja sebagai kondisi pekerjaan yang dipersepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan (Sarah, 2018).Â
Setiap orang tentunya pernah merasakan stress, atau bahkan saat ini sedang merasa stress. stress sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi maka semakin tinggi pula stress yang di alami individu, dan akan merasa mengancam diri individu tersebut (Asih, 2018).
Tentunya seorang pekerja membutuhkan waktu untuk merileksasikan diri agar stress yang dirasa tidak semakin berdampak.
Pada kondisi kesehatan seseorang yang mengarah pada konsekuensi fisiologis seperti munculnya penyakit jantung dan stroke, osteoporosis, sakit kepala, magh, hipertensi, insomnia dan lain-lain.Â
Hal ini dapat terjadi akibat dari ketidakseimbangan diri dalam merespon stress yang dirasakan dan dapat mempengaruhi kondisi emosi.
Serta dapat mengganggu aktivitas dan produktivitas pekerja dilingkungan kerjanya seperti mudah marah atau bahkan menghindar dari lingkunga sosial, serta dapat pula meningkatkan resiko kecelakaan kerja (Halodoc, 2018).
Berdasarkan data yang dirangkum Perwakilan Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (Perdoki) untuk kondisi di Indonesia, sebesar 60,6% pekerja industri kecil menengah mengalami depresi dan 57,6% Â mengalami insomnia (Primadi, 2017).Â
Dengan demikian, seseorang yang mengalami stress pada kerjaan membutuhkan suatu pengalihan diri berupa coping stress untuk mengurangi gejala stress, dapat melakukan berupa kegiatan outdoor seperti berjalan-jalan alam, taman, atau bahkan piknik bersama keluarga untuk menjaga Kesehatan psikologisnya.