Sembari menunggu Yang Punya Warung memberikan belanjaannya, Bunga memandangi Burung Kacamata yang terkurung dalam sangkar. Bunga bersiul-siul, berharap burung itu membalas siulannya. Namun Burung Kacamata itu tetap terdiam, matanya terlihat memandang langit senja. Tak lama kemudian Yang Punya Warung membawakan belanjaan Bunga, memberikan belanjaan itu dengan dibungkus oleh sebuah kresek. Bunga pun menerimanya, memberikan uangnya, dan bergegaslah dia kembali menuju rumah Neneknya.
Lantunan Sholawat terdengar menghiasi langit senja ketika Bunga tiba di rumah Neneknya. Dia memberikan belanjaan itu kepada Neneknya yang masih menonton televisi. Namun acara perdebatan para politisi tentang Pemindahan Ibu Kota itu telah usai. Kini channel yang sedari tadi ditonton Nenek sedang menyiarkan berita tentang kerusuhan yang terjadi di Papua. Bunga pun bergabung dengan Neneknya menonton berita itu.
"Papua kenapa, Nek?" Tanya Bunga yang belum tahu duduk perkaranya.
"Nenek juga enggak ngerti." Jawab Nenek.
Tak lama kemudian, channel tersebut menjeda siaran berita tentang Papua itu, dan langsung menampilkan sebuah video yang memberitahukan bahwa adzan Maghrib telah tiba untuk daerah Jakarta dan sekitarnya.
Purwakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H