Nasionalisme adalah suatu paham kebangsaan yang tumbuh karena rasa cinta tanah air, serta menempatkan segala kepentingan bangsa di atas kepentingan yang lain. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai bentuk suatu kesetiaan seseorang terhadap bangsa dan negaranya. Tetapi banyaknya generasi muda yang melupakan jati diri bangsa yang mengakibatkan menurunnya sikap nasionalisme dalam dirinya. Sehingga dapat menyebabkan polemik dalam suatu Negara. Salah satu contoh dari lunturnya sikap nasionalisme pada generasi muda yaitu pengaruh budaya asing (luar negeri), seperti lebih menyukai produk luar negeri dibandingkan produk dalam negeri, perilaku dan pola hidup yang kebarat baratan, dan juga lebih menyukai kultur kebudayaan luar negeri.
Dan juga banyaknya pemuda pemudi Indonesia yang melupakan hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan Indonesia. Seperti hari - hari peringatan kebangsaan nasional, kebudayaan etika dan moral yang diajarkan oleh leluhur kita, bahkan lagu kebangsaan nasional Indonesia juga sudah dilupakan oleh warga negaranya sendiri. Seperti yang dikutip oleh jpnn.com. Informasi itu diungkapkan Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Soedarmo. Data ini diperolehnya dari survei salah satu lembaga tidak disebut lembaga apa yang melakukan survei.
“Dari 100 orang yang ditanya, 18 orang tidak tahu judul lagu kebangsaan. Dari 100 orang, 24 orang tidak paham sila Pancasila dan 53 persen penduduk tidak hafal lagu kebangsaan. Ini sesuatu yang ironis namun perlu disikapi serius,” ujar Soedarmo di Padang, Sumatera Barat baru-baru ini. Dari survei tersebut juga ditemukan hasil mencengangkan yakni 61 persen generasi muda tidak peduli dengan kondisi Negara.
Kondisi seperti ini perlu diatasi oleh suatu negara dan juga rakyatnya, karena mengancam kedaulatan bangsa dan negara, khususnya pada generasi muda yang enggan untuk peduli pada bangsanya sendiri.
Sedangkan yang akan memimpin negara di kemudian hari adalah para generasi muda, yang akan memimpin dan menjaga kedaulatan serta keamanan pada bangsa dan negaranya. Kurangnya nasionalisme pada dalam diri generasi muda akan menyebabkan kehancuran bagi bangsa dan negaranya sendiri. Oleh karena itu perlu adanya suatu upaya untuk mengatasi kondisi seperti ini.
Contohnya seperti kita sebagai generasi muda yang masih menempuh pendidikan seharusnya lebih banyak belajar, mengenai dasar negara dan memiliki pemahaman yang kuat terhadap nasionalisme yang diajarkan oleh leluhur kita.
Selain itu juga pemerintah sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada sarana pendidikan terkait nasionalisme, contohnya seperti menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia sebelum dimulainya pembelajaran, mengadakan seminar mengenai nasionalisme dan cinta tanah air dalam lingkup pendidikan dan lain sebagainya. Efek globalisasi yang berkembang sangat cepat memudahkan kita untuk mencari informasi tentang budaya lain maka dari itu kita perlu menyaring semua informasi yang kita terima agar tidak melenceng dari kepribadian bangsa Indonesia. Dan membatasi diri dari pengaruh budaya luar negeri yang berdampak negatif pada bangsa dan negara kita
"Diperlukan adanya strategi yang tepat dan efisien dalam upaya menumbuhkembangkan kembali nasionalisme di kalangan generasi muda Indonesia," hal ini disampaikan langsung oleh Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Ganefri, Ph.D., dalam acara Wisuda ke-117 di Auditorium UNP, Sabtu (14/12).
Pertama, menguatkan kembali nasionalisme di level pendidikan formal. Muatan nilai-nilai pancasila wajib diberikan dan diamalkan di semua level pendidikan formal pandangan yang tepat.
Kedua, Pengetahuan sejarah tentang pahlawan kemerdekaan Indonesia wajib diajarkan kembali pada peserta didik disemua jenjang pendidikan formal. Ketiga, menerapkan pendidikan karakter yang dilakukan oleh KH Dewantara. Pendidikan karakter tersebut menitik beratkan pada sains, kebudayaan, dan religi dalam upaya memperluas budi pekerti serta kemanusiaan. Keempat, pendekatan budaya popular.
Menurut pemaparan tersebut perlunya memiliki strategi yang tepat untuk mengembangkan nasionalisme pada generasi muda. Dan juga pentingnya peranan guru serta sarana pendidikan baik formal maupun non formal untuk meningkatkan sikap, dan pemahaman nasionalisme yang dimiliki para generasi muda. Selain dari sarana pendidikan, sosialisasi terhadap nasionalisme juga dapat dilakukan secara umum. seperti mengadakan seminar, mengunjungi tempat tempat bersejarah, dan juga melalui kebudayaan dalam negeri sendiri contohnya dengan meningkatkan rasa ingin tahu tentang berbagai suku, adat, dan juga kebudayaan tradisional lainnya.
Untuk mewujudkan semua itu membutuhkan peran dan dukungan dari lingkungan sekitar, yang ikut aktif berpartisipasi dalam pelaksanaan meningkatkan nasionalisme. Diharapkan para generasi muda juga memiliki sikap, etika, serta norma yang sesuai dengan pancasila. maka dari itu kita sebagai generasi muda perlu mempunyai jiwa dan menanamkan semangat nasionalisme yang tinggi, di dalam diri kita masing masing. serta memiliki pemahaman yang kuat terhadap nasionalisme. Karena para generasi muda lah yang akan memimpin bangsa dan negara di masa depan nanti. Dan juga yang akan membawa bangsa ini menuju kemajuan ke arah yang lebih baik.
Penulis : Muhammad Latif Fadilah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H