Mohon tunggu...
Mlana Pedia
Mlana Pedia Mohon Tunggu... Penulis - Seorang blogger 2014 yang bermain menjadi penulis lepas, tergila-gila dengan filsafat praktis.

Blog yang membahas tentang berita netter, penelitian,travaling dll

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bersama sampai Tubuh Temui Tanah

8 Januari 2020   17:38 Diperbarui: 8 Januari 2020   17:47 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kududuk berdua di kendaraan yang sama.
Melewati masa tua yang tak tau sampai kapan kami berpisah.
Yang nanti berselimut kain terakhir yang jarang dipakai orang.
Ialah kain kafan.

Memandangi pemandangan dengan semilir angin yang sedang bercanda dengan ombak.
Kami pun tersenyum walau matahari sedikit pelit menyinari.
Dan awan sedang beraktifitas dengan keegoisannya menutupi sinar matahari.
Tak masalah.

Selama semesta belum membenci kami.
Belum mempertemukan kami dengan tanah.
Belum mengizinkan kami membuat batu nisan yang menghasilkan tangisan.
Dan di situlah letak kebahagian dari cinta yang sederhananya lebih kecil dari atom sekali pun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun