DARAH JUANG IMMAWATI
oleh : Norlin Zuriatmy (Ketua PC IMM Tulungagung 2022-2023)
Immawati memiliki tugas untuk mengakomodir pemikiran dan semangat yang tumbuh dalam dirinya guna mewujudkan cita-cita dan apa yang telah dilakukan oleh ikatan dan perjuangannya terkhusus melalui respon isu keperempuanan di Negeri ini. (Tahfidz Muktamar DPP IMM,2024)
Terlepas dari berbagai dinamika yang terjadi selama Muktamar XX IMM 2024 di Palembang, Sumatera Selatan, Maret lalu. Bidang Immawati terus ramai di berbagai sosial media dan diskusi ditingkat akar rumput menyoal posisi Imamawati yang tidak masuk bursa formatur. Marwah emansipasi harus dikembalikan dalam tubuh ikatan. Permusyawaratan tertinggi nampaknya belum mewujudkan kesetaraan dalam pimpinan.Â
Banyak kader-kader IMM se-Indonesia melakukan protes lewat tulisan yang dimuat di media digital yang mengusulkan immawati dihapuskan, dilebur dengan bidang lain atau membentuk organisasi otonom sendiri agar mampu memiliki peluang untuk membawa ide dan visinya lebih jauh sebagai organisasi independen. Menurut saya, hal itu tidak cukup efektif untuk masa depan IMM khususnya bidang immawati sendiri yang selalu menggaungkan kesetaraan gender dalam tubuh ikatan.
Kupas ulas " tugas mulia" Â Immawati membangun peradaban
Immawati adalah putri ikatan yang memiliki makna dan peran yang sangat luar biasa, karena immawati tidak hanya bertugas sebagai eksekutor gagasan, melainkan IMMawati juga perlu aktif dalam memberikan kontribusi pemikiran dan terlibat aktif di organisasi maupun masyarakat luas. Gerakan immawati yang terdiri dari komisariat, cabang, daerah hingga pusat tiada henti terus bergerak membumikan gagasan sebagai ujung tombak membangun peradaban.
Pemahaman IMMawati Berkemajuan yang pusat gaungkan juga tidak bisa lepas dari Trilogi dan Trikoda IMM sebagai salah satu identitas dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang berdasar pada data yang mendukung untuk mengentaskan isu maupun permasalahan perempuan.
Gerakan Immawati  yang dilakukan secara kolektif ini tidak hanya berhenti dan berputar-putar pada permasalahan isu gender, namun memiliki asa menyelesaiakan segudang permasalahan Perempuan pada isu fikih Perempuan, agar budaya "pasif gerakan" dan "kelompok minoritas" mulai kita kikis bersama. Potret tugas mulia seorang Immawati juga seharusnya dikenal mampu menciptakan ruang diskusi yang aman, ramah dan menginspirasi bagi Perempuan sebagai cerminan metangnya corak identitas kader IMM yang religious, intelektual dan humanis.
Menguatkan Perkaderan IMMawatiÂ
Proses kaderisasi immawati melalui bidang immawati dikenal dengan DIKSUSWATI yang bisa memiliki tingkatan pada setiap jenjang nya. Nama yang sudah menjadi ciri khas bidang ini mengakibatkan perkaderannya hanya khusus immawati dan dimuat materi ke-immawati-an saja. Padahal bidang ini juga membahas kesetaraan antara kaum laki-laki dan Perempuan, kepemimpinan antara Perempuan dan laki-laki di ranah publik, tetapi, tidak menghadirkan laki-laki atau immawan dalam Perkaderannya. Agar terciptanya banding pikiran antara laki-laki dan Perempuan dengan baik.
 Keterbukaan dan kesetaraan itu harus menjadi modal utama untuk mencapai keadilan. Dan yang harus tidak boleh dilupakan adalah tindak lanjut perkaderan DIKSUSWATI tersebut, karena sering kali selesai pelatihan maka selesai pula gerakannya, padahal pelatihan tersebut modal awal melahirkan kader -- kader yang berdaya sekaligus berdampak mengawal kasus, isu dan adil gender di tubuh IMM dan Masyarakat sekitar.
Upaya Gerakan Politik IMMawati
Mengulas beberapa diskusi yang mucul di Immawati jawa timur lalu, Bidang Immawati DPD IMM Jawa Timur periode 2022 -- 2024 dan Instruktur se-Jawa Timur menyelenggarakan agenda "Rembug Bareng IMMawati se-Jatim" via zoom meeting, Maret lalu, Â Seluruh kader Immawati sangat menyambut baik agenda tersebut. Suguhan menu materi kesetaraan dalam kepemimpinan IMM menjadi daya tarik peserta untuk bersuara di forum. Sehingga muncul diskusi sekaligus serap aspirasi kader menanggapi hasil muktamar kemarin yang masih ramai disuarakan. Â
Hasil rembug itu, Muncullah satu Gerakan politik immawati untuk melakukan proses pendataan immawati di tingkat cabang yang berpotensi maju pada Musyawarah Daerah ke-XX IMM Jawa Timur mendatang yang akan dikawal pada proses pencalonan formatur. Hal ini ditanggapi baik oleh teman-teman peserta atau immawati se-Jatim dalam forum itu, hingga peserta ramai menanyakan batas pengawalan formatur immawati, berapa persen immawati tembus formatur, dan lain sebagainya. Â
Empat bulan berlalu, forum yang sudah di sambut baik oleh kader Immawati se-Jawa Timur itu luntur karena tidak ada tindak lanjut kembali. Pasalnya, proses Panjang itu tidak cukup dibahas hanya sebatas media online sekali saja tanpa ada keberlanjutan. Agar Immawati hari ini tidak hanya  berisik diruang -- ruang diskusi saja untuk menyamakan kedudukan, tetapi harus dibarengi usaha dan rasa saling dukung antara immawan-immawati untuk berani menguat dalam perhelatan musyawarah-musyawarah yang ada di IMM.
Dengungan mars " immawan dan immawati" ini sudah selayaknya meraih posisi setara dalam setiap gelaran permusyawaratan -- permusyawaratan IMM. Adil gender harus menjadi ruh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jawa timur untuk menjadi kiblat bagi kader-kader IMM se-Indonesia pada Musyawarah Daerah kali ini. Tidak hanya retorika saja, tanpa adanya dukungan dan aksi yang nyata.
Ditengah tantangan gerakan IMM saat ini, agenda strategis yang memungkinkan Immawati miliki, ialah :
Pertama, Bidang Immawati harus benar-benar meningkatkan kulitas kader. Sebagaimana, untuk membangun kerja-kerja kaderisasi berbasis adil gender pada setiap level kepemimpinan.Â
Kedua, Membangun perkaderan immawati yang inklusif, untuk mendorong kesetaraan sosial immawan dan immawati di Ikatan.
Ketiga, Bidang immawati perlu melibatkan diri dalam usaha menciptakan keadilan gender di masyarakat. Karena pola diskiriminasi dan ketidakadilan gender masih marak menimpa perempuan.
Keempat, Mampu bersaing pada perhelatan musyawarah-musyawarah ikatan.
Kelima, Membangun iklim ramah perempuan perguruan tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah.
Kawan! Perjalanan masih Panjang, Mari terus berjuang, bergerak dan bermanfaat. Karena berhenti berjuang, bergerak dan bermanfaat adalah sebuah pengkhianatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H