"Kedua tangan ini tercipta untuk bekerja. Jika tak disibukkan dengan kerja ketaatan, ia kan bergiat dalam kemaksiatan." (Umar Ibnu Al-Khathab)
Dipadang tandus nan gersang itu dia sadar susah mendapatkan air, namun karena keyakinan bahwa Allah tidak akan menganiaya hamba-Nya lah yang membuat dia rela berlari mondar-mandir, dari shafa ke marwah, walaupun akhirnya air itu muncul dari kaki mungil Ismail As.
Dalam keadaan miskin yang yatim itu dia tak ingin mengecewakan niat suci ibunya untuk pergi haji, berlatih lah dia mengantar jemput dombanya dari kandang diatas bukit ke padang gembala selama berhari-hari. Dan saat musim haji tiba, pemuda yaman itu menggendong ibunya memenuhi niat suci pergi haji.
Tiap hari sang teladan selalu pergi ke sudut pasar Madinah Al Munawarah menemui si buta. Dibawa nya serta makanan dan tanpa berkata-kata disuapi nya makanan itu agar si buta tak kelaparan. Semua dijalani dengan kesabaran mendengar si buta mencaci maki nya setiap hari. Namun saat dia wafat, si buta tersadarkan lalu menghamba pada Tuhan Yang Esa.
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (At-Taubah [9]: 105)
Setiap masalah yang datang silih berganti sejatinya adalah hal biasa, cara kita menghadapinya lah yang membuat akhir masalah tersebut menjadi hal yang tak biasa. Bisa berakhir dengan kemenangan dan kenangan indah, atau kekalahan dan penyesalan yang tak berkesudah.
Suatu hari saat ditanya tentang kegagalan, Thomas Alfa Edison berkata;
"Saya bukan gagal 10.000 kali. Saya tidak gagal satu kali pun. Saya berhasil membuktikan bahwa ada 10.000 cara yang keliru. Ketika saya telah mengetahui cara-cara yang keliru, akhirnya saya akan menemukan sebuah cara yang benar."
Satu kisah indah dalam sejarah, saat pasukan berkuda kaum muslimin hendak berhadapan dengan pasukan bergajah Abrahah yang kan menyerang Mekkah. Jauh hari sebelum pertempuran itu terjadi, kuda-kuda mereka dipaksa untuk terbiasa melihat sosok boneka gajah walaupun kala pertama kuda-kuda tersebut ketakutan. Tapi cara yang tak biasa saat itu lah yang melahirkan kemenangan akhirnya.
"Orang cerdas bukanlah orang yang mampu membedakan kebaikan dari keburukan, tetapi orang yang cerdas adalah orang yang mampu membedakan yang lebih buruk dari dua keburukan." (Umar bin Khathab)
Ketika sedang berada di posisi gemilang, sang prajurit perang yang selalu memenangkan pertarungan demi pertarungan yang dipimpinnya itu di pecat dan di gantikan dengan seorang pemuda oleh sang khalifah. Dengan kemenangan mengalahkan emosi nya dia berkata;