Oleh karena sabar itu sibuk, marilah menata ulang apa-apa yang selama ini kita anggap buruk sebagai kebaikan yang belum terpecahkan manfaatnya. Sehingga ketika ujian menghadang dan menuntut diri menuruti emosi, ingatlah bahwa setiap keburukan adalah kebaikan selama kebaikannya berada di depan keburukan itu sendiri.
Wallahu a'lam bishowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!