Mohon tunggu...
Muhammad Khalabi
Muhammad Khalabi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Baca, tulis dan pahami.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konversi Kesabaran

27 Desember 2016   20:31 Diperbarui: 27 Desember 2016   20:37 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa kekurangan yang paling membahayakan keimanan seorang muslim adalah ketika merasa kurang cukup bersama ALLAH   (Ustad Bachtiar Nasir – Pimpinan GNPF MUI)

Kerinduan adalah hasrat yang dalam untuk memenuhi pinta hati agar terpenuhi. Saat hasrat telah tercukupi maka damai pun akan bersemi. Begitulah kiranya gambaran kondisi kekinian umat Islam negeri ini, kami rindu akan keadilan sebagaimana dahulu para pahlawan rindu kemerdekaan. Kami rindu jika nilai-nilai pancasila yang sudah lama dirumuskan itu benar-benar di jalankan. Kami rindu toleransi yang bukan hanya sekedar teori.

Adapun gejolak yang belakangan sempat terjadi, aksi yang begitu super indah nan damai di akui dunia. Adalah konversi kesabaran yang terakumulasi menjadi kekuatan tak terbendung. Karena tak ada yang bisa menghalangi pecinta yang memperjuangkan gelora jiwa nya jika ada hal dari yang di cintai nya telah di nista.

Al-Quran adalah kalamullah yang telah sempurna mengajarkan kedamaian bagi seluruh alam, Al-Quran bukan kitab kumpulan ayat yang bisa sembarangan di tafsirkan, apalagi oleh umat agama lain yang bukan kitab pegangan nya. Jika ini di nista maka pantas saja bila pecinta nya marah dan menuntut keadilan hukum.

“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (QS. Al 'Ankabuut: 49)

Begitulah Allah Berfirman, memberikan pelajaran dan pengarahan agar hamba-hamba-Nya selalu berada dalam jalan yang lurus. Dan hal ini bukan kebohongan, juga bukan alat ulama untuk menipu umatnya. Tapi memang inilah ajaran Islam yang sesungguhnya, menjaga pemeluknya dari segala hal ketergelinciran yang akan mengakibatkan penyesalan abadi.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."    (QS. Al Maa’idah: 51)

Dan Al-Quran menunjukkan kebenaran nya pada saat fitnah itu menimpa nya,

"Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana." Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka."(QS. Al Maa’idah: 52)

Konversi kesabaran umat Islam lain nya yg terjadi karena hasrat keadilan yang belum terwujud adalah suara pembelaan yang sesuai dengan bahasa zaman, yaitu zaman digital. Hanya saja hak berpendapat sempat tersekat oleh lahir kembalinya undang-undang ITE yang diperhalus hukuman nya.

Percayalah orang yang selalu bersama ALLAH tidak akan kehilangan apa-apa. Tapi orang yang kehilangan ALLAH pasti kehilangan segalanya   (Ustad Bachtiar Nasir – Pimpinan GNPF MUI)

Dan konversi kesabaran umat Islam yang paling dahsyat adalah bersatunya semua kelompok-kelompok Islam dalam satu komando ulama dalam membumikan fatwa MUI di negeri ini. Jika hukum Indonesia mengakui MUI ada, maka fatwa nya wajib di hormati dan terlaksana.

“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al Maa’idah: 16)

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)

Mudah-mudahan semua kesabaran yang telah di lalui dan di perjuangkan umat Islam negeri ini aka benar-benar terkonversikan menjadi sebuah keadilan sebagaimana mestinya hukum ditegakkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun