Mohon tunggu...
HADI
HADI Mohon Tunggu... Foto/Videografer - +62

+62

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Impor Kedelai di Indonesia

2 Mei 2018   22:13 Diperbarui: 4 Mei 2018   07:59 3661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini Indonesia memiliki banyak makanan yang unik dan mungkin hanya bisa ditemui di Indonesia. Beberapa dari makanan tersebut ada juga yang namanya sudah sampai ke luar negri. Rendang, nasi goreng, sate, bakso dan beberapa makanan lainya yang sudah go internasional. Belum lama ini netizen di tanah air heboh dengan komentar chef dari juri Master Chef UK, Greg Wallace dan John Torode yang mengkritik rendang ayam buatan Zaleha, kontestan asal Malaysia. Beberapa waktu lalu juga adalah salah satu makanan Indonesia yang menjadi favorit dalam acara Asian Mamas 2018 di Tanzania yaitu tempe.

Bicara soal tempe, makanan satu ini lebih identik dengan kalangan menengah ke bawah. Walaupun gizinya sudah tidak diragukan lagi namun masih ada yang memandang sebelah mata makanan satu ini. Beberapa produk tempe juga sudah ada yang di ekspor ke luar negri. Rustono contohnya, dia sudah menduniakan tempe dengan memproduksinya di beberapa negara seperti Jepang,  Meksiko, Hongaria, Prancis dan Polandia. Tempe merupakan makanan yang umumnya berbahan dasar kacang kedelai putih. Dalam proses pembuatanya, tempe juga memerlukan ragi tempe agar kedelai yang diolah dapat berubah menjadi tempe.

Faktanya, konsumsi tempe orang Indonesia setiap tahunya meningkat. Diperkirakan pada tahun ini tiap- tiap orang Indonesia mengkonsumsi tempe hingga 7,4 kg tempe pertaunya. Konsumsi kedelai di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 2.565.992 ton, sedangkan saat ini Indonesia hanya mampu memenuhi kebutuhanya sebesar 641.408 ton atau hanya sekitar 20% nya saja.

dokpri
dokpri
Buat apasaja kedelai sebanyak itu?

Setiap tahunya kedelai tidak hanya digunakan sebagai sumber pangan saja, tetapi juga dijadikan bahan baku oleh industri non makanan dan diolah menjadi kertas, tinta, cat air dan lain sebagainya. Selain itu kedelai juga digunakan untuk sumber produksi pakan ternak dengan kualitas tinggi.

Kenapa Indonesia tidak mampu produksi kedelai putih sendiri?

Setidaknya ada beberapa alasan:

  • Kedelai putih tidak bisa tumbuh baik di negara tropis seperti Indonesia.
  • Indonesia belum berhasil mengembangkan bibit kedelai unggul.
  • Terbatasnya pengetahuan petani kedelai dalam menghasilkan kedelai secara maksimal
  • Tanaman kedelai putih lebih sulit perawatanya daripada komoditas lainya dan rentan terhadap parasit

Bagaimana Indonesia memenuhi kebutuhan kedelai?

Untuk memenuhi kebutuhan kedelainya Indonesia harus melakukan Impor dari beberapa negara eksportir kedelai seperti Amerika, Argentina, dan Brazil. Tidak hanya impor, Indonesia juga harus bersaing dengan negara importir kedelai lainya seperti China dan Jepang  untuk mendapatkan pasokan kedelai. Itu karena pasokan kedelai dunia saat ini mengalami penurunan pertumbuhan produksi sehingga kebutuhan tidak mampu dipenuhi.

Apakah ada persaingan antara kedelai lokal dengan kedelai impor?

Jelas ada, pengerajin tempe saat ini lebih memilih menggunakan kedelai impor karena ukuranya yang lebih besar dibandingkan dengan kedelai lokal. Harga kedelai lokal juga harus bersaing sengit dengan harga kedelai impor yang hampir sama. Harga kedelai impor berbeda dengan komoditas impor lainya, khusus untuk kedelai pemerintah memiliki kebijakan bebas bea masuk sehingga harga kedelai impor tidak melambung tinggi. 

Apa ada jenis kedelai lain selain kedelai putih?

Pada umumnya kedelai dibagi menjadi dua, kedelai putih dan kedelai hitam. Masing- masing kedelai memiliki varietasnya sendiri dan dengan keunggulanya masing masing

Apa solusi dari banyaknya impor kedelai putih?

  1. Melakukan sosialisasi di kalangan petani kedelai cara menanam kedelai yang efektif sehingga dapat menghasilkan kedelai secara maksimal
  2. Memaksimalkan produk kedelai hitam, karena saat ini kedelai hitam produksi Indonesia memiliki kualitas yang diakui dunia. Beberapa varietas kedelai hitam yang unggul adalah Malika, Detam, dan Khipro
  3. Memotivasi kalangan pengusaha untuk melirik industri pengolahan kedelai menjadi produk yang dibutuhkan dunia seperti minyak kedelai, tinta, dan kertas kedelai yang dinilai ramah lingkungan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun