Artikel ini membahas salah satu ciri khas Presiden RI ke-4 yaitu Abdurrahman Wahid atau yang sering disebut Gus Dur. Dalam artikel ini, penulis membahas bagaimana caranya Gus Dur menyampaikan permasalahan yang dialami pada masa Orde Baru dimana. Cara tersebut merupakan anekdot yang bercerita tentang profesionalisme intelijen.
Dari teks tersebut kita dapat mengetahui pesan di belakang kisah tersebut yaitu sebuah kritik secara tajam keketatan intelijen dan lucunya seorang intelijen yang tidak bisa membedakan antara berkomunikasi dan berdoa.
Teks tersebut menyatakan bagaimana Gus Dur dapat menggunakan anekdot-anekdotnya sebagai pelengkap pidato untuk menjelaskan suatu konsep atau situasi dengan cara yang lebih menarik dan mudah diingat.
Hal menarik yang terdapat pada artikel ini bagi saya adalah bagaimana teks anekdot dapat digunakan sebagai lelucon bagi orang yang tidak terlalu baca mendalam tetapi juga dapat digunakan sebagai kritikan bagi orang yang sadar. Selain itu, karena sifat anekdot tersirat, maka hanya ada beberapa orang sadar maksud dari kritikan yang ada pada teks anekdot tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anekdot adalah cerita singkat yang menarik. Karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Ciri-ciri teks anekdot adalah berupa cerita fiksi atau berdasar kisah nyata, bersifat lucu atau humor, memiliki tujuan tertentu/khusus, bersifat menggelitik, bersifat mengkritik atau menyindir, berkaitan dengan orang penting, menampilkan karakter hewan dan figur seorang manusia.
Berikut adalah salah satu anekdot Gus Dur yang masih populer sampai sekarang, yaitu anekdot tentang Sopir Metromini dan Juru Dakwah.
Di pintu akhirat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntun ajudannya yang setia. “Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya mantan presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.