Sejarah Pembagian Korea dan Akar Permasalahan Konflik
Sebelum terbagi menjadi dua seperti sekarang (Korea Utara dan Korea Selatan), dahulu Semenanjung Korea adalah satu negara yang sama di bawah jajahan Jepang sejak tahun 1910. Hingga akhirnya pada tahun 1945 setelah dua kota Jepang yaitu Nagasaki dan Hiroshima diserang menggunakan bom atom, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Amerika Serikat dan Sekutu.
Mengetahui Jepang telah menyerah, Uni Soviet langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk menghancurkan pertahanan Jepang yang masih ada di Korea. Amerika Serikat yang mendengar kabar kemenangan Uni Soviet di Korea, mengusulkan untuk membagi sementara wilayah kekuasaan di Semenanjung Korea. Hingga akhirnya dibuatlah garis yang membagi Semenanjung Korea menjadi dua, dengan Korea Utara di bawah kendali Uni Soviet dan Korea Selatan di bawah kendali Amerika Serikat. Seiring dengan berjalannya waktu, masing-masing wilayah justru mengembangkan paham ideologinya sendiri dengan Korea Selatan yang mengikuti paham kapitalisme Amerika Serikat sementara Korea Utara mengikuti paham komunisme Uni Soviet.
Hingga pada tahun 1948 Amerika Serikat dan Uni Soviet sepakat untuk menarik seluruh pasukan setelah terpilihnya masing-masing pemimpin di Korea, yaitu Kim Il-Sung di Korea Utara dan Syngman Rhee di Korea Selatan. Akan tetapi setelah kepergian Amerika Serikat dan Uni Soviet, konflik di Korea justru semakin sering terjadi terutama di wilayah perbatasan. Kemudian pada 25 Juni 1950 terjadilah perang besar antara Korea Utara dan Korea Selatan, dalam perang ini pihak Korea Utara menyerang Korea Selatan dengan tujuan untuk menyatukan kembali Semenanjung Korea di bawah paham komunisme.
Mendengar konflik telah pecah di Korea, PBB langsung mengerahkan pasukan untuk membantu pihak Korea Selatan. Tentara Korea Selatan bersama tentara PBB berhasil memukul mundur Korea Utara. Hingga pada tahun 1953, perang mulai mereda dengan adanya gencatan senjata dan dibuatnya zona demiliterisasi di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara, namun dikarenakan tidak ada perjanjian damai yang ditandatangani, maka secara teknis kedua negara ini masih dianggap berperang hingga saat ini. Menurut data dari departemen pertahanan Korea Selatan  (Ministry Of National Defense Republic Of Korea), tercatat korban jiwa perang yang jatuh di pihak mereka sekitar 990.968 orang, sementara untuk Korea Utara diperkirakan sekitar 1.550.000 orang.
Ketegangan Terbaru dan Kekhawatiran Global Saat Ini
Pada tahun 2024, hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan masih terpantau memanas. Salah satu peristiwa terbaru yang menggemparkan dunia adalah hilangnya Monumen Arch of Reunification yang berada di Pyongyang, Korea Utara. Menurut Korean Central News Agency, Monumen ini pertama kali dicetus oleh Kim Il-Sung yang kemudian berhasil dibangun pada tahun 2001 atas perintah Kim Jong-Il (putra Kim Il-Sung) dan pembuatan  Monumen ini tentunya disambut baik oleh pemerintah Korea Selatan saat itu. Monumen Arch of Reunification atau Gapura Penyatuan Kembali, dianggap sebagai simbol yang sangat penting dari hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan sebab di dalamnya terdapat tiga piagam yang berbunyi:
1. Persatuan Korea harus dilakukan secara independen tanpa campur tangan asing.
2. Persatuan harus dilakukan dengan cara-cara damai.
3. Berhenti melihat perbedaan dan fokus pada persatuan.
Rencana penghancuran Monumen Arch of Reunification diyakini sudah ada sejak tahun 2023. Dilansir dari INTERNATIONAL BUSINESS TIME, pada tanggal 15 Januari 2024 saat sedang melaksanakan pidato dimajelis tertinggi rayat Korea Utara, Kim Jong-un mengatakan bahwa Monumen Reunifikasi menggangu pemandangan dan merusak mata, karena untuk apa monumen ini masih berdiri sedangkan Korea Selatan saja sudah tidak menghargai isi tiga piagam di dalamnya. Bahkan dalam pidatonya, Kim Jong-un menyatakan kalau Korea Selatan harus dinyatakan menjadi musuh abadi Korea Utara serta musuh selamanya yang tidak mungkin bisa bersatu kembali.
Hingga akhirnya pada 24 Januari 2024, penghancuran Monumen Arch of Reunification baru dikonfirmasi oleh pihak Korea Utara melalui Ministry Of Unification Of South Korean. Kemudian menurut BBC, diyakini kalau Korea Utara juga akan segera menutup kantor-kantor yang berbau reunifikasi.
Tindakan penghancuran monumen yang kontroversial ini, dilakukan oleh pihak Korea Utara karena Amerika Serikat dan Korea Selatan sering mengadakan latihan militer bersama serta menempatkan aset-aset berupa senjata militer di dekat Semenanjung Korea. Hal ini tentunya membuat Korea Utara resah dan mencurigai bahwa Amerika Serikat dan Korea Selatan berencana untuk menyerang mereka. Dilansir dari Reuters, dibulan Desember 2023, Kim Jong-un menuduh kalau Korea Selatan sudah menjadi pangkalan militer dan gudang senjata nuklir milik Amerika Serikat.
Menanggapi tindakan provakasi ini, Korea Utara mulai meningkatkan sistem persenjataan nuklir, melaksanakan uji coba peluncuran rudal balistik disekitar laut Korea Selatan dan Jepang, dan peristiwa terbaru yaitu penghancuran Monumen Arch of Reunification di Pyongyang, Ibu Kota Korea Utara.
Dampak Potensial Penggunaan Senjata Nuklir Korea bagi Perdamaian Dunia
Setelah mengetahui penyebab konflik dan sejarah pembagian Korea, sekarang kita akan fokus pada dampak penggunaan senjata nuklir bagi perdamaian dunia. Lantas, apa jadinya jika senjata nuklir nantinya digunakan dalam perang Korea? Berikut adalah dampak besar yang dapat mempengaruhi perdamaian dunia:
1. Kehancuran Lingkungan dan Radiasi Nuklir
Penggunaan senjata nuklir tentunya akan berdampak pada kehancuran massal di wilayah yang terkena serangan langsung, menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat parah dan berlangsung selama puluhan hingga ratusan tahun. Dampaknya dapat terlihat dari contoh tragedi Chernobyl di Ukraina, di mana pada tahun 1986 reaktor nuklir meledak hingga menghasilkan radiasi yang menyebar ke seluruh Eropa. Akibat peristiwa ini, area disekitarnya berubah menjadi zona yang tidak layak huni selama bertahun-tahun karena radiasi aktif yang dihasilkan, radiasi ini sangat berbahaya sebab dapat menyebarkan penyakit seperti kanker dan gangguan genetika. Tanah yang tercemar, sumber air yang terkontaminasi, serta udara yang dipenuhi partikel radioaktif akan menyebabkan tempat yang terkena serangan nuklir akan menjadi lingkungan yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia.
Oleh karena itu, jika penggunaan senjata nuklir benar-benar digunakan dalam perang Korea, maka dampaknya akan ada ribuan hingga jutaan orang akan dipaksa mengungsi dari tempat tinggal mereka untuk mencari tempat perlindungan yang aman. Negara-negara tetangga seperti Jepang dan Cina, akan terkena dampak yang luar biasa dalam menampung pengungsi yang terus berdatangan dalam jumlah besar.
2. Inflasi Global
Berbeda dengan Korea Utara yang bukan negara pengekspor besar, Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia terutama dalam industri teknologi, elektronik (Samsung, LG), dan otomotif (Hyundai, Kia). Perang di Semenanjung Korea dapat mengganggu rantai pasokan global dalam industri-industri tersebut, yang akan berdampak pada kenaikan harga produk terkait akibat kelangkaan komponen.
3. Pemicu Perang Dunia III
Ancaman terbesar dari penggunaan senjata nuklir di Semenanjung Korea yaitu dikhawatirkan dapat memicu reaksi berantai dari negara-negara lain terutama yang memiliki kekuatan nuklir seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Cina, mengingat aliansi politik mereka di kawasan tersebut. Jika Perang Dunia III benar-benar terjadi, hal ini tentunya dapat berimbas pada kematian massal jutaan nyawa orang tak bersalah di seluruh dunia.
Daftar Sumber Referensi Yang Digunakan :
Baku Hantam. (2019). PERANG KOREA 1950 ! KOREA UTARA MERATAKAN KOREA SELATAN. YouTube. https://youtu.be/88VDHBgRbjw?si=dYFSRX4_qeHRkH7x
Baku Hantam. (2020). SEJARAH KOREA SELATAN HAMPIR MUSNAH AKIBAT INVASI KOREA UTARA 1950. YouTube. https://youtu.be/O-3nKzJjei0?si=aHlY1VPhXEW-HFGD
Sepulang Sekolah. (2021). Kenapa Korea Terbagi Jadi 2 Negara? | Learning By Googling. YouTube. https://youtu.be/v4ORfyzT7Dg?si=HSdPgts_7xItdUH9
Sepulang Sekolah. (2024). "KAMI TIDAK AKAN HINDARI PERANG!" Korut-Korsel Panas! Monumen Reuni Dihancurkan!. YouTube. https://youtu.be/zzSIo2PVOyc?si=KH21oS5i7U26Hf2x
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI