[caption id="" align="alignnone" width="221" caption="Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi (sumber:kilassastra.wordpress.com)"][/caption] Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi! Loh, kenapa? Tenang saudara-saudara, ini bukan UU ataupun Keppres baru. Ini sebenarnya adalah sebuah judul cerpen karya Seno Gumira Ajidarma dari kumpulan cerpen yang bertajuk sama. Cerpen ini saya baca saat masih kuliah di jurusan sastra di sebuah kampus berbasis pendidikan di Bandung. Entah kenapa cerpen ini membekas sekali dalam ingatan saya. Banyak cerpen yang saya nilai menarik, tapi yang satu ini nempel terus dalam memori. Bisa jadi karena cara bertuturnya yang lain daripada cerpen-cerpen yang sebelumnya saya baca. Tapi nampaknya isi cerita dan tafsiran saya pribadi akan isi cerita tersebut yang membuatnya tak mau  hengkang dari batok kepala saya ini. Apa sih salahnya bernyanyi di kamar mandi? Sebagian orang memang suka bersenandung di kamar mandi sambil membersihkan badan mereka. Seakan-akan bernyanyi bisa membuat mereka lebih menikmati ritual pembersihan tubuh. Dan memang entah kenapa suara kita kalau menyanyi di kamar mandi itu suka terdengar lebih merdu (menurut saya yang pernah mengalami). Namun, apa jadinya kalau kebiasaan itu jadi sumber keresahan warga lain di sekitar lingkungan tempat tinggal kita? Nah, cerpen karya Seno Gumira Ajidarma ini bertutur tentang seorang wanita yang nyanyian di kamar mandinya bikin para ibu resah bukan kepalang. Pasalnya, nyanyian tersebut menurut para suami terdengar begitu seksi karena suaranya yang serak-serak basah. Suara byar byur air yang disiramkan ke tubuh dan suara gosokan sabun wanita yang sedang mandi itu turut andil juga dalam membuat daya imajinasi para suami ini melayang-layang. Para suami bahkan sampai hafal betul jam berapa wanita tadi akan memulai ritual mandinya dan mulai bernyanyi karena memang si wanita ini orang yang begitu teratur. Para ibu yang sedang resah itu akhirnya melapor ke pak RT agar si wanita tadi berhenti menyanyi di kamar mandi. Apa pasal? Ternyata efek nyanyian di kamar mandi itu begitu dahsyat  sampai mempengaruhi hubungan seksual para ibu tadi dengan suami mereka. Para suami jadi dingin kepada istrinya karena mereka suka membayangkan bercinta dengan wanita tadi. Pak RT akhirnya memenuhi keinginan warga dengan menemui sang wanita dan memintanya berhenti bernyanyi sambil mandi. Namun, walaupun si wanita tadi sudah berhenti menyanyi sambil mandi, keresahan warga belum juga usai. Soalnya, saat terdengar suara jebar jebur si wanita sedang mandi, para bapak mulai membayangkan suaranya yang serak-serak basah dan mengkhayal lagi bercinta dengan wanita itu. Kali ini para ibu ingin wanita itu diusir. Pak RT tak berdaya rupanya. Dia juga khawatir kalau si wanita bakal diamuk oleh para ibu. Maklum kalau emosi sudah meraja, akal sehat sudah tak dapat tempat lagi di kepala. Akhirnya dia mendatangi wanita itu dan memintanya pindah. Sejak itu suara jebar jebur mandi yang meresahkan itu pun hilang. Para ibu pun senang karena sumber masalah sudah pergi. Lalu selesai kah masalah ibu-ibu itu? Sungguh di luar persangkaan mereka, ternyata walaupun orangnya sudah pergi, suara nyanyiannya sudah tak terdengar, dan tak ada suara byar byur air disiram lagi, khayalan para suami tetap menari-nari. Tepat di jam biasanya wanita itu mandi. Suasana kampung jadi geger, dan pak hansip pun bingung bagaimana caranya menertibkan imajinasi para bapak yang liar itu. Hingga dikeluarkan lah aturan baru di tempat itu. Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi! Membaca cerita ini, saya jadi ingat cara para selebritis kita yang suka ngeles kalau ketahuan berfoto agak seronok. Bahkan saat UU anti pornografi mulai diwacanakan pun, sebagian orang dari kelompok sosial tertentu menolak dengan dalih 'pornografi itu ada di otak kalian saja, ini tak lain hanya lah sebuah karya seni saja ko. Kalau ada yang menilai pornografi, itu karena otaknya memang ngeres'. Hmm.. begitu ya? Tapi saya yakin deh, kalau yang dilihat adalah foto bakiak, para kaum adam tidak akan berpikir macam-macam hehe.. Menyoal cerita di atas, si wanita kan hanya menyanyi saja dan tak ada niatan untuk membuat para bapak di kampung itu berkhayal sedemikian rupa. Tapi nampaknya hal-hal yang menyangkut kaum hawa memang selalu menarik bagi lawan jenisnya. Termasuk suara. Soal imajinasi dan khayalan itu sudah di luar kemampuan manusia lain untuk mengendalikannya. Siapa juga yang tahu apa yang ada dalam pikiran orang lain saat ini. Pepatah saja mengatakan 'dalamnya lautan bisa diselami, tapi dalamnya hati (atau pikiran) siapa yang tahu?' Urusan pikiran dan imajinasi itu jadi tanggung jawab pribadi. Kalau mau mandi sambil nyanyi silahkan saja. Asal di kamar mandi sendiri. Terkubur Hidup-Hidup, Kok Bisa? Hamil Ga Yaa?? Saat Seikat Kangkung Menjadi Barang Ilegal Alamaak!! Nenek Usia 70 Tahun Hamil 190 Juta Orang Amerika Penderita Obesitas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H