Wisata Halal Layanan Prima Kebutuhan Global
Oleh Muhammad Julijanto
Kesibukan dan kepadatan dalam kehidupan sosial, menuntut banyak orang untuk memusatkan perhatian pada karier dan pekerjaannya. Mengerahkan segenap waktu dan potensi untuk membangun karier dan pekerjaan. Dan saat hari libur akan menjadi saat yang ditunggu di tengah penatnya kehidupan dan target pekerjaan yang masih tinggi. Saat seperti ini adalah tertuju kepada kegiatan wisata atau refreshing. Kegiatan wisata yang mendatangkan manfaat, tidak hanya sekedar menghilangkan kepenatan dan rutinitas kehidupan dan pekerjaan yang monoton.
Maka, bagaimana membangun konsep wisata halal yang ditawarkan, sehingga wisatawan tidak hanya sekedar dapat melepaskan kepenatan, rutinitas, monoton, namun bisa menawarkan pencerahan  fresh pikir, dan mendapatkan nilai tambah (value added). Konsep wisata halal merupakan tawaran yang memberikan alternatif bahkan suatu Solusi dalam berwisata yang tidak hanya sekedar lari dari rutinitas, namun menawarkan nilai tambah, Bahagia, mendapatkan pencerahan, bertambah wawasan, bertambah keimanan, dan menambah bahagia.
Kondisi lapangan dan fenomena wisata halal berdasarkan laporan Mastercard Crescentrating Global Travel Market Index 2019 memprediksi, akan ada 230 juta wisatawan muslim dunia pada tahun 2026. Tingginya jumlah wisatawan Muslim berimbas pada meningkatnya angka belanja wisata, seperti tiket pesawat, penginapan, dan akomodasi lainnya, yang nilainya mencapai US$ 117 miliar (sekitar Rp 2.500 triliun) pada tahun 2017 (Suara Muhammadiyah 23/106, 1-15 Desember 2021, 6-7).
Banyak negara mulai melirik wisatawan muslim dengan menjadikan Kawasan wisatanya ramah tempat ibadah, lokasinya inklusif, tersedia makanan halal, dan kampanye menghilangkan Islamaphobia. Prospek makanan halal, penginapan syariah, dan kegiatan-kegiatan yang lebih reflektif, tadabur alam, dan merenung, ambil hikmah dalam perjalanan dengan melihat fenomena sosial dan fenomena alam yang dikunjungi.
Hidup tanpa wisata akan kaku, garing, gersang, monoton, jenuh, dan kurang inspiratif. Melalangbuana seantero negeri untuk mengambil pelajaran berbagi-fantasiru fil ardhi-melakukan perjalanan dan mencari inspirasi, dan mencari karunia Allah Swt yang tersebar di berbagai penjuru bumi, mengambil hikmah kehidupan yang lebih baik dari berbagai belahan bumi yang kita singgah. Mengambil pelajaran untuk hidup lebih baik di masa yang akan datang. Maka tulisan ini mendiskusikan bagaimana membangun layanan wisata halal yang prima dilaksanakan?.
Wisata kebutuhan masyarakat Modern
Berwisata menjadi kebutuhan masyarakat modern. Di tengahan rutinitas pekerjaan dan volume bisnis yang tinggi, dibutuhkan saluran untuk melepaskan kepenatan dalam kehidupan. Wisata harus memberikan tawaran sebagai sarana tadabur alam, merenungi keindahan ciptaan Allah Swt., menikmati kekayaan alam yang berlimpah, merelaksasi pikiran, merasakan indahnya keragaman budaya dan sejarah peninggalan peradaban dunia. Maka dalam perspektif Islam berwisata sebagai media untuk merefleksikan fenomena ayat-ayat Allah Swt. yang terbentang di semesta alam, termasuk kebudayaan hasil citpa karsa manusia dalam mengembangkan kehidupannya.
Banyak sekali potensi dan peluang yang bisa dimanfaatkan memang, tetapi kira-kira mesti mulai dari mana untuk menggali wisata halal ini. Maka dengan melihat manfaat dari wisata yang dibutuhkan masyarakat usaha dan bisnis wisata bisa mulai dari mengeksplorasi destinasi wisata religi dan mengemas menjadi daya tarik yang marketable, laku dan diminati masyarakat wisatawan. Â
Paket wisata menawarkan layanan wisatawan secara menyeluruh dari sebelum berangkat berwisata menentukan paket tujuan wisata yang akan dikunjungi, persiapan dalam perjalanan, akomodasi selama perjalanan, hingga sampai tujuan wisata, kegiatan di lokasi wisata, perjalanan kembali pulang dan layanan pasca berwisata. Maka rangkaian ini benar-benar tertata dan terbangun secara rapi dan memanjakan wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
Maka untuk mewujudkan wisata halal yang prima, dibutuhkan kebijakan dari Pemerintah untuk mendukungnya. Paket kebijakan bisa dimulai dari penyediaan tenaga-tenaga profesional yang paham terhadap wisata halal, kemampuan syariah komplien sebagai penyedia paket wisata, pelatihan-pelatihan layanan wisata halal yang baik dikenal dari konseptualnya hingga bagaimana mewujudkannya dalam praktik wisata yang tidak melanggar syariat agama Islam atau dikenal dengan wisata halal.
Masyarakat bisa lakukan kolaboratif dalam mengembangkan potensi-potensi wisata halal di daerahnya bersama semua pihak yang mempunyai kepedulian wisata yang halal. Karena wisata halal menjadi kebutuhan masyarakat muslim yang terus tumbuh dan berkembang dengan pesat. Safar atau berwisata merupakan sarana hiburan, namun yang lebih dalam adalah mendekatkan diri kepada Allah Swt. melalui kunjungan wisata ke berbagai tujuan yang menarik.
Membangun destinasi baru dan memberi makna filosofis, simbolis, dan syarat makna dengan museum atau laboratorium wisata dalam perjalanan peradaban baik tinggal nasional hingga internasional. Serta mengoptimalkan yang sudah ada dengan menambah nilai-nilai baru yang membuka wawasan dan memberikan sensasi unik bagi para pengunjung atau wisatawan.
Tentu dengan ide-ide kreatif pengembangan pariwisata halal, akan banyak tantangan nyata bila ini mulai dikerjakan dengan serius saat ini. Tantangan itu seperti masih minimnya tenaga-tenaga profesional yang mumpuni dalam bidang pariwisata halal yang ditawarkan. Regulasi dan aturan main dalam penyediaan dan pelaksanaan di tengah lapangan sebagai panduan dan mekanisme pelayanan. Belum terbangun hubung layanan wisata yang menyeluruh.
Destinasi wisata seperti Dieng di Banjarnegara-Wonosobo dan Kawasan sekitarnya sudah saatnya menyediakan akses yang ramah terhadap semua pelaku wisata, baik bagi orang berkebutuhan khusus seperti penyandang disabilitas, lansia, anak-anak, maupun kelompok masyarakat rentan lainnya. Sehingga di  daerah kita tempat tujuan wisata dapat dinikmati semua kalangan masyarakat, tanpa kecuali. Termasuk bagai aspek kehalalan menjadi jaminan layanan prima dalam bidang pariwisata.
Wisata akan menjadi garda terdepan penggerak roda ekonomi suatu bangsa. Karena kekayaan alam yang melimpah di suatu bangsa pada saatnya akan habis, maka BBM dan sumber energi yang terbarukan menjadi andalan. Pariwisata yang baik menjadi daya tarik sekaligus sebagai penggerak roda ekonomi masyarakat. Layanan tambahan yang menawarkan nilai-nilai syariah sangat dinanti para pelaku wisata halal.