Serbuk Besi di Tumpukan Pasir Bersinar Terang
Oleh Muhammad Julijanto
Aktivis mahasiswa itu seperti puncak gunung es, elit mahasiswa berada di puncak kerucut. Mahasiswa umumnya yang paling banyak itu di lapis paling bawah. Mahasiswa KPK yaitu mahasiswa yang urusanya hanya Kampus Perpus Kantin (KPK). Umumnya mahasiswa seperti itu, mereka tidak tertarik pada dunia aktivis, mereka hanya asyik dirinya sendiri atau kalau ikut kegiatan lebih pada aspek yang sifatnya kapitalisasi. Mahasiswa akan dapat apa bila aktive kegiatan-pragmatisme. Tetapi bagi mereka yang serius dan aktif betul-betul aktif. Mereka menjadi aktivis, menggerakkan organisasi. Dia memberikan pelopor, mempelopori kegiatan dia mampu berpikir divergen mampu berpikir banyak dan luas. Mahasiswa tidak hanya menyelesaikan urusannya sendiri, namun menjadi mahasiswa yang mampu memikirkan orang lain serta memikirkan organisasi.
Mahasiswa aktivis selalu berpikir, Bagaimana bisa berjalan memikirkan tidak hanya satu aspek dari organisasi saja. Mereka memikirkan bagaimana melaksanakan program kerja, itu sudah banyak sekali komponen yang kita pelajari; Pertama, bagaimana manag waktu dijalankan. Sama-sama kuliah, namun nanti hasilnya akan berbeda, mereka yang cuma kuliah, mereka yang kuliah, mereka kuliah sambil bekerja, mereka yang kuliah sambil berorganisasi. itu  semua nanti akan beda hasil akhirnya. Bagi mahasiswa yang kuliah betul. Kuliah betul dengan disiplin waktu dan semua aspek akademik dia dia dapatkan dia peroleh bahkan mungkin nilai tertinggi. Cuma kalau Nilai IPK saja, itu tidak cukup untuk kita berkiprah di tengah-tengah masyarakat, dibutuhkan soft skill (komunikasi, kerjasama tim, manajemen waktu, pemecahan masalah, kepemimpinan, adaptabilitas, kreativitas, empati, etika kerja, kecerdasan emosional) lain yang perlu dikembangkan. Karena tidak semuanya aspek kehidupan dapat diperoleh dalam perkuliahan yang singkat.
Menyemai Diri dengan Beroraganisasi
Mahasiswa yang hanya berkuliah saja, tanpa melakukan kegiatan organisasi mahasiswa, mungkin dia hanya sebagai karyawan, ataupun tukang gitu. Bagi mahasiswa yang pintar tapi tidak punya nilai-nilai leadership dan bedanya nanti dengan mahasiswa yang kuliah aktif di organisasi. Dia akan dapat dua hal yang pertama adalah keahlian dari keilmuan yang dia pelajari dan setiap mahasiswa harus lulus mempunyai kompetensi keahlian dari bidang ilmu yang dipelajari. Kedua dia akan belajar dimana di semua mata kuliah tidak diajarkan, hanya mungkin aspek kecil dari perkuliahan yang dilakukan itu. Kalau dosennya sadar mengarahkan, tapi kalau tidak tidak memberikan makna dari perkualiahan dan tugas yang diberikan.
Bagi saya ketika memberikan tugas kepada mahasiswa. Setiap tugas mempunyai makna; tugas kelompok itu memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk belajar leadership, bagaimana membagi kewenangan kepada mahasiswa lain. Bagaimana bertanggung jawab terhadap kesuksesan tim atau kelompok. Kemampuan berkomunikasi dengan sejawat tentang apa yang menjadi kewenangannya. Tugas diberikan dalam rangka membangun kemampuan leadership yang bisa dipelajari.
Belajar leadership di ruang kelas, sangat terbatas. Maka dengan menjadi aktivis mahasiswa di organisasi mahasiswa intra kampus atau ekstra kampus, akan memberikan bekal secara sistematis terbangun kemampuan leadership, kemampuan berkomunikasi, kemampuan menyelesaikan masalah secara sistematis, kemampuan mengelola projek kegiatan, kemampuan berpikir strategis dan taktis. Kemampuan menyelesaikan masalah dari A hingg Z. Seperti ketika mahasiswa membuat acara atau program kerja yang sudah direncanakan dengan baik, dilaksanakan dengan baik dan dievaluasi hasil pelaksanaannya. Maka akan terbangun kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah secara tutas.
Belajar di organisasi akan melatih kemampuan diri dalam berbagai hal. Mahasiswa belajar dari A sampai Z kalau belajar organisasi itu belajar berpikir dari Asampai Z dari merencanakan dari tidak ada apa-apa. Anda cuma modalnya SK kepengurusan. SK itu selain itu apa mikir itu kita Terlatih untuk berpikir program Ya memikirkan sesuatu dan merencanakan kemudian melaksanakan disitu kita akan berlatih karena sejatinya nanti pasca kuliah itu yang ada adalah masalah-masalah yang akan anda siapkan nah
Ketika anda sudah biasa menghandle suatu kegiatan, maka sudah tahu alur kegiatan itu seperti itu. Semakin mudah di tempat kerja nanti dan anda bukan lagi jadi tukang, tapi menjadi King Maker, siap menjadi orang yang di depan, orang yang paling siap menjadi middle management untuk mengelola Project. karena sudah mampu mengelola kegiatan. Tidak hanya sebagai bagian kecil, tapi mempunyai kapasitas manahqodai suatu Project.
Berbeda bagi mahasiswa tidak biasa berorganisasi, kalau orang hanya kuliah saja itu dia nanti bingung mau ngapain di tempat kerja. Paling nanti dia hanya sebagai subjek ataupun objek yang dimintai pekerjaan. Tapi dia bisa tumbuh berkembang, Kalau memang dia mau belajar ya di tempat lingkungannya. Di belajar dari awal di tempat kerja. Dia belajar dari kepemimpinan bos-bosnya. Dia belajar nanti dia bisa naik jabatan maupun kariernya tapi lama.
Tapi kalau mahasiswa yang sudah aktif di organisasi, pasti dia akan seperti gundukan pasir yang banyak, di antara jutaan tumpukan pasir, akan terlihat sinar biji besi, pasti akan kelihatan seratnya. Itulah itu mahasiswa yang aktif diorganisasi, akan mempunyai skill dan soft skill yang menonjol di antara mahasiswa umumnya. Kompetensinya akan membedakan, mereka mempunai keunggulan komparatif. Maka bagi teman-teman yang aktif di organisasi, mereka sama-sama punya kompetensi yang sama dalam bidang studi, tapi dia punya keunggulan lain, mampu mengelola organisasi, mampu  memanfaatkan sumber daya yang ada dalam organisasi, mampu menjalankan roda organisasi dengan prinsip managemen George R. Terry POAC:  Planning, Organizing, Actuating, and Controlling.
Planning (Perencanaan): Proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan, serta mengembangkan rencana aktivitas kerja. Organizing (Pengorganisasian): Tindakan merencanakan dan melaksanakan struktur organisasi, termasuk pembagian tugas dan tanggung jawab. Actuating (Penggerakan): Proses menggerakkan rencana menjadi tindakan aktual dalam organisasi, termasuk pengarahan dan motivasi anggota organisasi. Controlling (Pengendalian): Fungsi menjaga pekerjaan organisasi agar tidak menyimpang dari rencana awal, termasuk evaluasi kinerja dan penyesuaian rencana jika diperlukan (Kumparan.com).