Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuliah, Pendidikan dan Kompetensi yang Dibutuhkan

18 Mei 2024   09:27 Diperbarui: 18 Mei 2024   09:48 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengukuhan Guru Besar UIN Surakarta. Dokpri

Skripsi atau tugas akhir yang dikerjakan mahasiswa melatih kemampuan untuk memecahkan masalah secara logis, secara runtut, melahir berpikir secara solutif, mengumpulkan data untuk dianalisis dan diambil kesimpulan yang secara tidak langsung mahasiswa akan mempunyai kemampuan memecahkan masalah dan kreatif dalam berpikir dan mandiri dalam mengambil Keputusan dengan cepat dan tepat. Kemampuan melihat masalah secara objektif sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan. Kemampuan berpikir deduktif dan berpikir induktif yang sangat dibutuhkan dalam lapangan pekerjaan. Kemampuan leadership-kepemimpinan yaitu mengorganisasi potensi sumber daya manusia, dan kemampuan mengelola sumber daya yang ada di sekitarnya untuk meningkatkan daya saing dan daya juang menghadapi masalah kehidupan.

Dalam kenyataan di lapangan ada pekerjaan yang hanya cukup dengan dikerjakan dengan otot dan bahkan sangat minim menggunakan otak atau akal, hanya seperti rutinitas atau bagian dari suatu roda sistem mesin. Sehingga yang dibutuhkan otot atau kekuatan untuk melakukan. Namun tidak kalahnya banyak peluang pekerjaan yang menuntut kreativitas dan kemampuan berpikir yang luas, wawasan berpikir yang mendalam dalam suatu bidang yang membutuhkan ketelitian dan kemampuan analisis yang baik, agar lancar dalam menjalankan pekerjaannya secara sempurna.

Dalam konteks pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, daya juang yang tinggi, dan kemampuan menganalisis yang tinggi, maka lulusan sarjana sangat dibutuhkan dan terus mengembangkan dirinya dalam bidang keahlian yang mensyaratkannya.

Bagaimana tanggapan Kompasianer mengenai polemik yang terjadi di perguruan tinggi saat ini? Kalau memang tidak wajib, model pembelajaran seperti apa yang bisa dibekali sedari sekolah agar tiap siswa ketika lulus bisa berdaya dan produktif?. Pendidikan tinggi adalah pilihan bagi warga negara yang menghendaki dan mempunyai kemampuan ekonomi untuk mengenyam Pendidikan yang lebih baik. Bila kemampuan dan kesempatan lebih tinggi, maka melanjutkan Pendidikan hingga jenjang sarjana.

Negara harus hadir untuk menyediakan Lembaga Pendidikan yang bonafid, sehingga mampu menyiapkan sumber daya manusia yang unggul. Keunggulan akan tercermin tidak hanya Lembaga yang elitis karena keunggulan yang dimiliki, namun dapat menyiapkan betul keunggulan lulusannya, menyandang gelar sarjana dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

Apakah saat ini pendidikan wajib belajar 9 tahun sudah cukup dalam membekali tiap siswa di sekolah? Tidak cukup negara hanya menyiapkan Pendidikan menengah dengan program wajib belajar 9 tahun. Dalam kenyataan yang dibutuhkan negara tidak hanya sekedar Pendidikan formal 9 tahun, negara butuh sumber daya manusia yang banyak kualitas dan kuantitas, tidak hanya sekedar lulus sekolah, namun jauh lebih penting kompetensi dan kapasitas warga negara yang mempunyai kreativitas tinggi, memang tidak menjadi jaminan bahwa makin tinggi jenjang Pendidikan kualitas diri seseorang akan meningkat.

Apapun kondisi negara, pendidikan tinggi sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa lebih beradab dan bermartabat. Pendidikan telah merubah seseorang yang biasa saja selesai dari pendidikan menjadi hero, menjadi pahlawan bagi keluarga hingga bangsanya. sebagaimana para pendiri bangsa, mereka mengenyam pendidikan tinggi hingga ke pusat peradaban dunia, menjadi generasi emas awal bangsa ini lalu berkontribusi untuk bangsanya menuju kemerdekaan yang sesungguhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun