Mudik Bali Ndeso: Rumah Tetap Aman
Oleh Muhammad Julijanto
Pulang kampung adalah kebahagiaan yang luar biasa setelah merantau sekian lama di kota mengerahkan segala potensi dan kemampuannya mengumpulkan segala apa yang telah dikerjakan dan dibawa pulang ke kampung halaman bersilaturahmi berkumpul keluarga sana saudara dan handai tolan.
Mudik spiritual baru dan menjaga harmoni, menjaga ingatan, membangun mimpi kembali akan kemakmuran dan kesejahteraan, terkenang betapa penderitaan saat kecil dan masa mencari kehidupan, pergi ke tempat rantau bersaing untuk tetap eksis di semua medan, tantangan dan hambatan silih berganti.
Mudik
Kerinduan kembali ke kampung halaman di mana kita dilahirkan. Masa lalu sejuta kenangan, dan memberikan inspirasi untuk bersua dengan sanak saudara dan handai tolan yang tidak bisa disebut satu-persatu.
Kerinduan bertemu sanak saudara handai tolan masa kecil. Mungkin teman waktu kecil juga sudah banyak meninggalkan kampung, mereka merantau dan mencari kehidupan di luar kota, ada yang masih hubungan tan terkontrol dan
Kerinduan dan kelucuan masa kecil.
Kerinduan mainan mainan jadul masa kecil bentik, debok sadar, petak umpet, lowok, kasti, anggar, tulup, tembak-tembakan, layangan, sepak bola plastik, badminton, renang, plorotan, mancing ikan, mancing welut, gestrek, umbul, dakon, ngarit, parak ikan, lompat tinggi, engrang, jeblogan, main kelereng, parikan, voli, cerdas cermat, lomba adzan, hafalan surat pendeka, dan lain-lainnya.
Mudik
Silaturahmi bertemu  dan sungkem orang tua. Memohon maaf atas segala kesalahan dan ulahnya masa lalu serta memohon doa restunya, semoga mendatang lebih baik dan sukses, aamiin.
Bertemu kembali setelah sekian lama merantau ke luar kota atau daerah kelahiran.
Berbagi cerita masa kecil.
Berbagi kisah perjalanan hidup, dalu dari zero anak kampung yang polos, lugu, lucu dan wagu, kini telah meraih harapan cita cita tanpa terasa roda sejarah terus menempa, memompa, menginspirasi dengan prestasi.
Kesyukuran atas dedikasi semangat dan etos belajar yang tinggi merubah kegelapan menjadi peluang hidup lebih baik dan sejahtera.
Mudik
Teringat kebiasaan dan adat istiadat masyarakat masa kecil 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, 40 tahun yang lalu...bila gerhana orang-orang menutup rumahnya rapat-rapat, ada yang memukul kentongan, dan lain-lainnya.
Mudik bermain dan belajar di sekolah sore diniyah dikenal dengan nama sekolah Arab, belajar mengaji di rumah guru ngaji dengan metode baca, baca dan koreksi, Pengajian remaja, Â Pengajian umum, Â kuliah subuh di sekolah dasar Muhammadiyah Argasoka,
Mudik
Teringat pesan pesan dan nilai-nilai Luhur yang diturunkan dari nenek moyang, diajarkan waktu kecil seperti rukun agawe santoso, crah gawe bubrah, sopo nandur bakal ngunduh, gedang woh pakel ngomong gampang glakoni angel, golek jeneng baru dapat jenang -- belajar dan bekerja keras, tekun, kalau kelak kalian mendapatkan keuntungan materi karena kegigihan, kerja cerdas, profesional.
Mudik
Pulang kampung dan tinggalkan rumah di kampung rantau. Maka menyiapkan sistem keamanan, ada yang meningkatkan keamanan dengan swadaya masyarakat pengadaan petugas keamanan yang bekerja selama 24 jam berjaga. menggiatkan ronda jaga keamanan lingkungan, sebagai ajang untuk sharing dan bertukar wawasan bersama warga.
Menjalin kerjasama dengan tetangga sebelah dengan panger mangkok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H