Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Anjuran Berinfak dan Tidak Takut Miskin

18 Maret 2024   00:01 Diperbarui: 18 Maret 2024   00:05 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Umplung Sodaqoh Ramadhan Untuk Penghafal Qur'an PPBQ. Dokpri.

Kesholehan spiritual dan kesholehan sosial perlu dibentuk sejak dini mungkin melalui pendidikan dan pengajaran yang dilakukan di sekolah dasar dan menengah. Etos kedermawanan ditanamkan kepada generasi muda, menjadi gaya hidup sosial interpreneurship. Kedua bentuk kesholehan tersebut seperti dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, sehingga orang yang shaleh secara spiritual menjadi lebih membumi dan berpengaruh nyata terhadap lingkungan sekitarnya. Bukti keberadaannya terasa kehadirannya. Hartanya menjadi berkah dan terus berkembang dari yang masih ada.

Sistem nilai yang ditawarkan Islam dapat menjadi satu pijakan untuk menentukan arah kemana horizon harus melangkah, sekalipun masih banyak yang tidak bisa “tertangkap” secara jelas semua pesan-pesan tersebut. Sebagai keseluruhan pesan, Islam sangat memperhatikan kesungguhan, kontinuitas dalam beramal sholih. Dari sini dapat pula dipahami bahwa komitmen sosial, solidaritas sosial dalam bahasa populernya menjadi perhatian pokok utama (Zuly Qodir, 2002: 131).

Solusi masalah masyarakat dan bangsa, masyarakat dibekali dengan keimanan secara benar, bertaubat dari segala bentuk kemaksiatan yang telah dilakukan, bersyukur atas segala anugerah dengan senantiasa berakhlakul karimah, meningkatkan kepedulian, solidaritas sosial, etos kedermawanan, etos filantropi, sehingga masyarakat akan damai, sejahtera dan selalu dalam lindungan Allah Swt dalam keberkahan harta.

Sebagaimana Rasulullah Muhammad Saw bersabda. Dari Ibnu Mas’ud Ra. Dia berkata: Rasulullah Saw bertanya, “Siapakah di antara kalian yang lebih menyukai harta yang akan dia wariskan daripada hartanya sendiri?” para Sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, tidak ada seorang pun dari kami melainkan dia telah mencintai hartanya sendiri”. Beliau kemudian bersabda, “Hartanya yang sebenarnya adalah apa yang dia infakkan, sedangkan apa yang dia tinggalkan sebenarnya adalah harta milik ahli warisnya”. (HR. Bukhari 6442).

Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “”Allah Ta’ala berfirman, “Berinfaqlah waha anak Adam, maka engkau akan diberi gantinya”. (HR. Bukhari 4684). Inti hadis tersebut menjelaskan; anjuran berinfak dan tidak takut miskin, Allah Swt menjanjikan pengganti atas setiap harta yang diinfakkan. Di antara teori keimanan adalah bahwa seseorang tidak kurang karena sedekah. Karena itu sedekah merupakan salah satu bukti keimanan. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang sukses mencapai kesholehan spiritual dan sosial. Apalagi dalam bulan suci Ramadhan bersedekah makin berkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun