Masyarakat sebagai pemangku kepentingan bangsa ini, juga sangat membutuhkan edukasi politik dari semua kandidat. Sikap kenegarawanan mestinya sangat menonjol, sekalipun begitu emosionalnya seseorang, karena di situlah tergambar kematangan seorang pemimpin bangsa yang akan memimpin 278 juta jiwa, ini harus tangguh, adaptif dalam semua medan juang, dan tidak hanya dalam kata, namun juga terekam dalam tindakan nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Setelah menyaksikan debat, saya bisa mengambil kesimpulan dan menangkap banyak pesan moral dan nilai yang bisa diambil. Bagaimana karakter seharusnya seorang pemimpin dalam menghadapi kondisi ketidaknyamanan, kondisi darurat, kondisi yang menyudutkan, kondisi yang serba sulit. Karena pemimpin adalah motor penggerak dari roda organisasi yang namanya birokrasi pemerintah, tekanan eksternal dan tekanan internal yang tentu akan silih berganti bisa dikatakan mengganggu, mendesak dan menguji ketangguhan gagasan, konsep, ide, dan visi misi serta program secara riil di lapangan.
Pemimpin Indonesia mestinya menjadi pemain utama yang menawarkan gagasan penyelesaian dan solusi yang bisa diambil peran Indonesia untuk mengeksekusi masalah kemelut hubungan antar bangsa, sehingga inisiasi Indonesia menjadi aktor yang aktif dalam perdamaian dunia. Bukan hanya membiarkan begitu saja dunia babak belur, tanpa adanya intervensi dan lobby tingkat tinggi untuk menyelamatkan dan mewujudkan perdamaian dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H