oleh Muhammad Julijanto
Alhamdulillah di tepi Waduk Gajah Mungkur.
Aku tertusuk-tusuk angin, tembus ke pori-pori tubuhku, hanya kata syukur alhamdulillah Kuucap atas Anugerah nikmat ini.
Sungguh keagungan karuniaMU terasa nyata.
Gemercit burung bersahutan bertasbih dengan aneka kicauan.
Kupu-kupu berterbangan singgah di bunga-bunga Indah berwarna-warni menghisap sari putik untuk saling berbagi, kolaborasi, simbiosis mutualisme.
Itulah kehidupan mestinya saling tolong-menolong, yang lebih berbagi kepada yang sesama untuk menjadi kekuatan yang kokoh dalam arungi hidup ini.
Angin terus berhembus tiada henti berikan kesejukan hingga menjadi gelombang-gelombang kecil yang terhempas sampai di tepi waduk.
Sinar matahari sempurna menyinari dunia wujud cinta yang tak pilih kasih, cintanya untuk semesta.
Langit biru bertabur awan putih cerah memberikan motivasi semangat pagi pada semua makhluk di sekitarnya, optimis meraih impian harapan kita dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas semata mengharap ridho Allah SWT
Doa-doa dipanjatkan untuk suksesnya ikhtiar, perjuangan, usaha, karya nyata seberapapun hasilnya itulah anugerah terindah dan terbaik yang disyukuri.
Aku bersyukur atas Nikmatmu
Â
Monumen Bedol Desa Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, 5 Januari 2024.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H