Berbicara kepemimpinan dalam konteks Islam kini sedang menjadi persoalan yang terus bergulir, baik tingkat nasional maupun internasional. Sebab kepemimpinan merupakan unsur yang penting dalam sistem kemasyarakatan dan kehidupan manusia. Suatu pameo mengatakan bahwa "kebaikan tanpa diorganisir dengan baik akan dikalahkan dengan kebatilan atau kejahatan yang dikelola dengan organisasi dan managemen yang rapi dan disiplin".
Kepemimpinan mempunyai banyak persamaan dengan khalifah yang berarti pemerintahan atau kepemimpinan. Khilafah itu sendiri tidak dijumpai dalam al Qur'an. Kata khalifah. Menurut Ibnu Khaldun bahwa manusia itu mempunyai kecenderungan alami untuk memimpin, karena mereka diciptakan sebagai khalifah Allah di bumi. Menurut Ibnu Khaldun, khilafah adalah kepemimpinan. Khilafah berubah menjadi pemerintahan berdasarkan kedaulatan, khilafah ini masih bersifat peribadi. Sedangkan pemerintahan adalah kepemimpinan yang telah melembaga ke dalam suatu sistem kedaulatan.Â
Menurut Imam Baydlawi al Mawardi dan Ibnu Khaldun khilafah adalah lembaga yang mengganti fungsi pembuat hukum, melaksanakan undang-undang berdasarkan hukum Islam, dan mengurus masalah-masalah agama dan dunia. Menurut al Mawardi khilafah atau imamah berfungsi mengganti peran kenabian dalam memelihara agama dan mengatur dunia. Dalam sejarah pemerintahan Islam merupakan symbol kesatuan masyarakat muslim. Khalifah adalah fungsi manusia di bumi yang mengemban amanat dari Tuhan Qs. Al Ahzab [33]: 72).
"Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh", Â yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.
Manusia mengemban amanat kekhalifahan karena kualitas dan kemampuannya dalam berfikir, menangkap dan menggunakan simbol-simbol komunikasi. manusia mampu menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi, baik secara individu maupun kolektif kolegial.
Islam sebagai agama yang mendunia memberikan kerangka teoritik dan acuan dalam pencapaian kemakmuran dan kesejahteraan di dunia. Salah satu bentuk implementasi tujuan universal Islam adalah menderevasikan sistem kepemimpinan yang bersumber dari nilai-nilai universal Islam dari kandungan al Qur'an maupun perilaku dan uswatun khasanah Rasulullah Muhammad Saw. dalam bentuk As Sunnah.
Dalam pandangan Islam hakikat kepemimpinan adalah amanah, yang merupakan kelanjutan misi ketuhanan dan kenabian dari risalah Islam yang dibawa Rasulullah Muhammad Saw. Misi kenabian adalah menciptakan kesejahteraan untuk semesta alam. Dimana tugas hidup manusia adalah menciptakan kemakmuran untuk mengabdikan segala potensi dan kreativitasnya sebagai ibadah kepada sang Khaliq Allah Swt. hubungan ini harus disadari sebagai konsekuensi keberadaannya di muka bumi. Maka dalam Islam fungsi kepemimpinan atau kekhalifahan adalah dalam rangka memakmurkan, menjaga kelestarian, memanfaatkan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, berbakti kepada Tuhan sebagai wujud syukur atas karunia-Nya.
Selain amanah hakikat kepemimpinan juga mengemban misi amar ma'ruf dan nahyi mungkar. Menggalakkan bersaing dalam mencapai prestasi kebaikan dan mencegah serta menghindari dari segala perbuatan destruktif yang merugikan diri sendiri, keluarga maupun orang lain dan bangsa. Dalam konteks kepemimpinan derevasi ini merupakan tugas dan tanggungjawab pemimpin untuk menciptakan tata kehidupan yang lebih baik dan terjaminnya hak dan kewajiban secara merata, seimbang di tengah kehidupan masyarakat.
Fungsi dan Hakikat Kepemimpinan
Untuk menjalankan fungsi dan hakikat kepemimpinan tersebut, maka mentalitas kepemimpinan harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain; seorang pemimpin haruslah orang yang moralis, di mana acuan dan paradigma yang dikembangkan adalah moralitas dalam menjalankan amanah kepemimpinannya. Seorang pemimpin mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan segala lingkungan, bersifat seperti air, yang selalu mencari solusi di tengah persoalan yang dihadapi oleh organisasi, lembaga dan bangsanya. Di mana air selalu mengalir mencari tempat yang lebih rendah. Bersifat seperti karang dalam menghadapi segala kritik, tantangan, hambatan dalam menjalankan amanah kepemimpinannya selama misi kebaikan dan kesejahteraan yang menjadi paradigma kepemimpinannya.Â
Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kewirausahaan (interprenuership). Di mana dia harus mengembangkan kreativitas dan terobosan untuk menciptakan kemandirian dalam strategi pengembangan organisasi.