Dunia Politik dan Anak Muda
Oleh Muhammad Julijanto
Alhamdulillah dunia politik dunia yang penuh dengan intrik, namun di dalamnya banyak nilai-nilai yang menunjukkan keluhuran yang menunjukkan kesatriaan, yang menunjukkan ke negara mana yang menunjukkan kepedulian yang menunjukkan kerja keras yang menunjukkan kebersamaan, yang menunjukkan partisipasi, yang menunjukkan toleransi, yang menunjukkan kearifan, yang menunjukkan kebijaksanaan, yang menunjukkan keluhuran budi pekerti, yang menunjukkan moralitas, yang tinggi yang menunjukkan disiplin organisasi yang baik.
Anak muda terjun di dunia politik menjadi suatu yang istimewa karena dunia politik adalah dunia pengabdian dunia yang penuh ketidakpastian. Dunia yang penuh dengan persaingan dan kompetisi. Dunia yang penuh dengan dinamika yang sangat tinggi dunia, yang dibutuhkan suatu ketahanan mental moral dan kekuatan yang dimiliki untuk dikembangkan dan menjadi sumber daya yang bermanfaat.
Ada nasehat situ dari seorang intelektual dari Belanda ketika mereka terjun di dalam dunia politik yang menyatakan bahwa untuk membangun dunia politik seseorang bisa Memulai Dengan membangun kapasitas intelektual.
Dasar-dasar keilmuan dan dasar-dasar intelektual yang dimiliki dengan belajar di dunia pendidikan atau mengenyam pendidikan tinggi, sehingga mampu membuat analisis, mampu membuat kebijakan, mampu membuat legal drafting yang baik. Sehingga narasi-narasi di dalam pasal-pasal yang akan menjadi regulasi merupakan kedalaman dan penguasaan pengetahuan yang strategis.
Yang kedua adalah membangun kapasitas bisnis ataupun usaha sebagai modal awal dalam membangun langkah-langkah berikutnya, dengan ekonomi yang kuat maka seseorang yang akan terjun ke dunia politik tidak akan mudah tergoda dengan betapa mudahnya seseorang mempunyai kekuasaan mempunyai pengaruh yang kuat untuk menentukan budget dan menentukan lokasi ke mana suatu sumber daya itu bisa dimanfaatkan atau dimiliki baik secara pribadi maupun secara kelompok dan jaringannya.Â
Kekuatan dapur dari setiap individu untuk mengelola ekonominya agar tidak tergantung kepada pihak lain, sehingga sudah mempunyai bangunan bisnis yang kuat untuk bisa menopang langkah politik berikutnya dan tidak memanfaatkan jabatan politiknya untuk membuat kebijakan-kebijakan yang menguntungkan diri dan kelompoknya dari cawe-cawe bisnis yang dijalankan. Level berikutnya adalah seseorang yang terjun pada dunia politik setelah mempunyai landasan intelektual kapasitas intelektual yang cukup dengan pendidikan sesuai dengan bakat minat dan keahlian yang ditekuninya.
Kedua Dia membangun bisnis ataupun usaha yang halal yang bisa memperkuat jaringan bisnisnya dan mengembangkan usahanya secara mandiri sehingga ekonominya bisa Berdikari titik di level ketiga inilah seseorang sudah mempunyai bekal intelektual dan bekal ekonomi yang cukup sehingga Saatnya untuk pergi perah mengabdikan diri kemampuan dan kapasitas politiknya untuk bisa mengembangkan menjadi negarawan yang sejati mereka menderma baktikan kemampuan dan potensinya untuk membangun politik yang beradaptasi politik yang mencerahkan dan politik yang bisa membangun kesejahteraan bersama bukan politik yang hanya menguntungkan kelompok dan kroninya sendiri sehingga tujuan berpolitik adalah tujuan yang mulia yaitu mengangkat harkat martabat masyarakat dan mensejahterakan lingkungan sosialnya.
Diwaspadai dari Generasi MudaÂ
Yang perlu diwaspadai dari generasi muda yang terjun pada dunia politik adalah kematangan jiwa kematangan mentalnya kematangan profesionalnya yang masih labil dalam pengalaman dan kebijakan kearifan yang dimilikinya dan di sisi yang lain adalah ekonomi rumah tangganya yang belum kokoh yang bisa mempengaruhi kebijakan-kebijakan politiknya hanya menguntungkan bisnis yang ada di dalam jaringannya.
Maka niatan-niatan terjun pada dunia politik harus dilandasi dengan motivasi yang tinggi tidak hanya semata karena finansial semata namun adalah tujuan mulia di dalam berpolitik adalah membangun kesejahteraan membangun keadilan membangun peradaban yang tinggi dalam masyarakat.
Sehingga generasi muda tidak terjebak kepada politik sektarian, politik identitas dan politik picisan yang hanya sekedar mengejar popularitas semata sementara tujuan Bagaimana mewujudkan konstitusi keadilan kesejahteraan pemerataan keharmonisan tidak tergarap dengan baik hanya asyik pada politik kekuasaan belaka yaitu adanya power sharing. Semoga lahir generasi mudah politisi negarawanan.
Â
Muhammad Julijanto mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum dan Pranata Sosial Islam UIN Sunan Kalaijaga Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H