Di sisi lain ada potensi diri manusia yang selalu membikin dunia menjadi onar, dan keonaran ini ada orang yang bisa menikmati keuntungan sesaat, dengan mengorbankan orang lain atau masyarakat yang luar. Yaitu bergemuruhkan dalam dada setiap orang dorongan hawa nafsu yang destruktive, selalu ingin menguasai orang lain dengan tujuan sesaat, memperoleh keuntungan sesat dengan mengorbankan orang lain, itulah ciri hawa nafsu dan angkara murka yang ada pada potensi manusia untuk dikendalikan agar tidak berbuah kerusakan.
Kerusakan moral di tengah masayarakat akibat manusia lebih kuat dorongan hawa nafsunya daripada dorongan hati nuraninya. Bila level kedalaman hati nurani yang lebih dikembangkan, maka kearifan dalam kehidupan sosial akan jauh lebih baik.
Karena dorongan suara hati akan mendorong manusia mencapai puncak prestasi sebagai hamba Allah yang paling bertakwa, mendorong manusia dalam penghambaan yang lebih dekat kepada Sang Pencipta daripada menuruti dorongan rayuan Setan. Setan sebagai musuh manusia akan menggoda manusia sampai terjerumus dalam perbuatan dosa dan membawa kerugian dunia dan akhirat.
Oleh karena itu setiap diri mempersiapkan diri dan membersihkan diri dari godaan setan, memperkuat benteng moral dan spiritual sehingga tidak mudah goyah rayuan kehidupan dunia yang ghurur.
Waspada setiap zaman dan mengolah potensi menjadi kekuatan diri menjadi penting. Orang tua dan Masyarakat mempunyai andil besar untuk menciptakan lingkungan kondusif yang bisa membentuk karakter seseorang, dengan interaksi sosial yang intensif, kemudahan akses media digital yang online setiap saat, memberikan dampak pada bagaimana kemampuan mengelola emosi dan kemampuan mengelola mental spiritual menjadi penting untuk diperhatikan dan dikelola dengan baik.
Selain membentengi dan membekali literasi digital yang kuat oleh keluarga dan Masyarakat, sehingga generasi mudah tidak lalai masuk ke situs-situs yang merusak moral dan mentalnya, demikian juga produksi konten creator yang mempunyai visi moral yang kuat harus mulai dibangun dengan baik, sehingga peran kebaikan akan bisa menggusur konten yang mengandung Kekerasan bisa tereduksi.
Pemerintah dalam hal ini yang mempunyai semua perangkat organisasi bisa menggunakan dengan membuat regulasi sekaligus pengawasan dengan membentengi nilai-nilai oral yang terimplementasinya dalam aplikasi teknologi yang mampu meredam segala jenis aplikasi dan situs yang menjajakan konten pornografi, perjudian online, konten kejahatan digital, konten Kekerasan dan yang merusak generasi.
Maka peran polisi cyber sangat vital dalam kerangka meminimalisir dampak lahir teknologi digital yang masif ini. Semoga generasi kita terjaga Marwah dan martabat luhurnya, lahir generasi nir Kekerasan, nir pornografi, nir perjudian online. Berkembang potensi digitalnya untuk membangun kekuatan bangsa dengan potensi generasi muda yang melimpah. Kuat secara intelektual dan moral religinya. Kelak menyumbangkan kemajuan bangsa di level global. Semoga aamiin.
Muhammad Julijanto Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum dan Pranata Sosial Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H