Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Aset Bangsa Pewaris Peradaban

25 Juli 2023   10:37 Diperbarui: 25 Juli 2023   10:39 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho di Kabupaten Wonogiri Sambut Hari Anak Nasional 2023. Dokpri.

Anak Aset Bangsa Pewaris Peradaban

Oleh Muhammad Julijanto

Puji syukur atas segala nikmat dan anugerah yang Allah Swt berikan kepada kita, di mana pasca pandemi maupun masa longgar, kita masih bisa menjalankan ibadah dengan antusias, kita masih bisa menjalankan kegiatan ekonomi, pendidikan dan kegiatan sosial lainnya. Semoga nikmat tersebut dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt.

Shalawat serta salam kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad Saw, sang suriteladan agung, di mana ajarannya menjadi rujukan kita, Ajaran Islam sebagai pandu meraih kemuliaan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat kelak.

Sebagaimana ajarannya tentang bagaimana pendidikan dan menjalankan pendidikan akhlak moralitas dan integritas sumber daya manusia, akhlak menjadi landasan peradaban kehidupan kita.

Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari bagaimana kita menyiapkan sumber daya manusia yang tercerahkan lahir dan batinya, generasi pewaris kebaikan dan amal sholeh, generasi yang akan menjadi pemimpin umat di masa yang akan datang.

Tepat dengan momentum peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli, Hari Keluarga Nasional 2 Juli dan menyambut hari raya Idul Adha, di mana ada sosok panutan Nabiyullah Ismail As yang menjadi model anak sholeh yang selalu taat kepada orang tua dalam pengamalan nilai-nilai luhur yang diwahyukan Allah Swt ketika nabi Ibrahim As bermimpi untuk mengurbankan anak semata wayangnya, di mana sudah puluhan tahun dinanti kelahiran dan kedatatangannya, namun Allah Swt menitahkan untuk menyembelih ananda Ismail sebagai bukti kecintaan dan ketaatan kepada Allah Swt.

Namun ketika ujian keimanan dan ketaatan nabi Ibrahim dan Ismail dengan sami'na wa atha'na dilaksanakan seketika itu Allah Swt mengganti Ismail dengan Domba Gibas yang besar dan gempal sebagai kurbannya. 

Sebagaimana firman Allah Swt Surat Ash Shaffat [37] ayat 102, 103, 104, 107:

"Maka ketika anak itu telah sampai (pada umur yang cukup untuk) berusaha bersama Ibrahim, berkatalah Ibrahim, "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih kamu. Karena itu, pikirkanlah apa pendapatmu." Dia berkata, "Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu itu. Kamu akan mendapatiku, Insya Allah, termasuk orang-orang yang sabar." (Ash Shaffat [37] ayat 102).

"Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya)". (Ash Shaffat [37] ayat 103).

 "Dan Kami Tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Wa fadainhu bi dzibhin 'azhm (dan Kami Tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar), yakni dengan seekor kibas yang gemuk". Ash Shaffat [37] ayat 107).

Yang mengandung makna bahwa sangat mulia seorang manusia sebagai tumbal atau kurban, sehingga Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, harkat martabat manusia sangat mulia untuk dikurbankan. Dalam maqasid al syari'ah (tujuan syariat Islam ditegaskan) bahwa dalam rangka menjaga harkat dan martabat manusia yang harus dilindungi jiwanya, keturunannya, agamanya, akalnya dan hartanya.

Berangkat dari kisah yang terabadikan dalam Al Quran Surat Al Kautsar ayat 1-3. Menjadi perintah setiap muslim dan bersama keluarganya untuk berkurban, sebagai bukti ketaatan dan solidaritas sosial.

Seiring dengan perkembangan sosial dalam masyarakat dan kemajuan dalam bidang teknologi, kini anak-anak kita pada masa pertumbuhan harus mendapatkan dasar-dasar skill kehidupan yang baik, baik terkait dengan pertumbuhan fisik kesehatan diri, kesehatan mental spiritual dan kecakapan ilmu dan pengetahuan sebagai bekal meraih kehidupan dunia dan akhirat yang padu.

Maka anak dan generasi muda dibekali dengan skill atau literasi berikut:

Literasi akidah, literasi ibadah, literasi sosial muamalah, dan literasi digital agar anak tumbuh kembang secara seimbang dan tidak menyimpang dalam pertumbuhannya, dalam bingkai akidah yang lurus semata mengabdi kepada Allah Swt.

Selain itu anak juga diberikan bekal yang cukup tentang berbagai literasi, literasi baca tulis agar anak mempunyai keterampilan baca tulis sebagai modal hidup dan kehidupan. Literasi berhitung numerasi; kemampuan anak menghitung dan memanfaatannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Literasi sains; kemampuan menguasai sains yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern. 

Literasi financial mulai sekarang anak sudah didik untuk hemat, cermat dan disiplin menggunakan uang atau asset, sehingga keuangan menjadi penopang kehidupan, anak dikenalakan dengan ekonomi sederhana, bagaimana berhemat, bagaimana memanfaatkan keuangan agar produktif, bagaimana belanja yang aman dan tidak boros. bagaimana menabung untuk masa depan yang lebih baik.

Literasi digital adalah kemampuan dalam memanfaatkan berbagai media digital untuk memberi manfaat dan positif dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan, pemanfaatan internet untuk kegiatan yang positif dan produktif. meningkatkan skill dan kehalian yang relevan dengan perkembangan dan dinamika sosial masyarakat kontemporer. Literasi digital agar anak mampu memanfaatkan dunia internet beserta jaringan global untuk meningkatkan kapasitas diri dan kemampuan berselancar yang sehat dan mencerahkan dunianya.  

Literasi kebudayaan dan kewargaan merupakan kemampuan seseorang mampu hidup bersama dengan berbagai warga dari berbagai latar belakang, hidup harmoni dan saling menjaga kerukunan, sehingga tidak anti sosial dan bermasyarakat dalam pergaulan yang baik, lingkungan yang sehat dan mendukung tumbuh kembang anak secara maksimal.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam Surat An Nisa' [4] ayat 9, "Janganlah meninggalkan di belakang mereka generasi yang lemah akidah, lemah ibadah, lemah sosial, lemah akhlak, lemah intelektual, lemah ekonomi, lemah fisik dan kesehatannya, dan belakalilah anak dengan ilmu dan teknologi yang bermanfaat, sehingga anak menjadi asset bangsa, asset umat dan pelanjut kebaikan".

Semoga anak-anak kita sebagai generasi penerus yang sholeh dan sholehah menjadi imamnya orang-orang yang sholeh, sukses di dunia dan selamat di akhirat aamiin.

Muhammad Julijanto, S. Ag., M. Ag adalah Sekretaris PDM Wonogiri, Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun