Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Puasa Melahirkan Jiwa Solidaritas Sosial

6 April 2023   13:46 Diperbarui: 6 April 2023   13:52 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Muhammad Julijanto

Salah satu hikmah puasa adalah menyebabkan orang yang menunaikan ibadah puasa mempunyai kepekaan dan solidaritas sosial. Karena puasa dapat menyebabkan orang yang mengerjakan bisa merasaka betapa perasaan dan kondisi orang yang berpuasa itu betul-betul lapar dan dahaga. Mempunyai jiwa empati dan simpati kepada orang lain yang berbeda. 

Bagi orang yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pagan, sesuap nasi sangat berharga untuk kehidupannya, sehingga orang yang berpuasa dapat berempati atas segala kekurangan yang lain.

Etos puasa melahirkan jiwa solidaritas, dan sikap ini sangat membantu pemerintah dalam rangka membangun kesadaran sosial di tengah kekurangan disebabkan oleh bancana yang silih berganti di Negeri kita. Karena secara geologi Indonesia berada di daerah cincin api yang melintas di perut bumi nusantara, yang berpotensi menimbulkan bencana gempa bumi dan lain-lain.

Sehingga kewaspadaan dan kemampuan mitigasi bencana selalu diasah, dilatih. Semua unsur masyarakat selalu diperhatikan kesiapsiagaan. Demikian juga membangun jiwa solidaritas bersama, jika sebagian terkena musibah, sebagian yang lain membantu dan memberikan pertolongan semampunya. Dan puasa melatih jiwa solidaritas sosial.

Tulisan singkat ini berbagai bagaimana membangun jiwa solidaritas sosial melalui puasa Ramadhan?

Manusia sebagai makhluk sosial, yang hidup selalu membutuhkan bantuan dan pertolongan yang lain.

Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): "Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Riwayat lain menjelaskan, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa maka dia memperoleh pahalanya, dan pahala bagi yang (menerima makanan) berpuasa tidak dikurangi sedikitpun". (HR. Tirmidzi).

 "Barangsiapa tidak mengasihi dan menyayangi manusia, maka dia tidak dikasihi dan tidak disayangi Allah". (HR. Bukhari).

 "Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya". (HR. Ahmad dan Al Hakim).

 "Pertolonganmu terhadap orang lemah adalah sodaqoh yang paling afdol". (HR. Ibnu Abi Ad-Dunia dan Asysyihaab).

 "Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (semuslim)". (HR. Ahmad).

 Dengan puasa kita bisa merasakan dengan berbagi dan mampu memberikan manfaat kepada sesama, akan lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Bulan Ramadan pun memberinya kesempatan lebih besar untuk terus berbagi dan lebih kerap berjumpa atau bersilaturahim dengan orang-orang di sekitarnya. 

Inilah yang memberi kesan lebih dalam menunaikan ibadah di bulan Ramadan menjadi sehat jasmani dan rohani. Hatinya menjadi bersih dan sehat. Menjadi lebih kuat dalam menghadapi aneka masalah kehidupan.

Kesimpulan

Sebaik-baik manusia, adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia yang lain. Manfaat yang diberikan mestinya adalah manfaat yang baik, bukan hanya sekedar mengunyungkan satu orang, tetapi yang lain dirugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun