Oleh Muhammad Julijanto
Agama adalah warna kehidupan. Beragama menjadi fokus kehidupan. Dengan beragama manusia mendapatkan sesuatu yang berarti. Menemukan makna. Agama dapat menimbulkan etos ekonomi.Â
Teori Marx weber menunjukkan bahwa etos keberagamaan menjadi motor penggerak kegiatan ekonomi, produktivitas bisa dibangun dari etos atau motivasi keberagamaan. Karena ajaran agama mengajarkan akan surve dan mampu menjalankan ajaran agama secara penuh (kaffah) bila secara ekonomi umat beragama berdaulat.Â
Islam sangat mengajarkan etos ekonomi, karena pelaksanaan ajaran agama Islam syarat muatan ekonomi secara keseluruhan. Sehingga mendorong muslim paripurna dari keterbelakangan ekonomi yang mampu menopang kehidupannya.
Justru etos ekonomi umat menjadi penopang peradaban, jika ditelusur etos kenabian Muhammad Saw kariernya berangkat dari menjadi pedagang dengan sistem tijarah merambah kepada sistem ekonomi moneter dalam politik hukum kenegaraan sebagai suatu entitas bangsa.
Artikel ini mendiskusikan hubungan agama dan ekonomi. Bagaimana etos agama dapat membimbing manusia mencapai kesejahteraan sosial? Event keagamaan mampu menjadi penggerak roda ekonomi. Perayaan keagamaan akan menjadi daya tarik ekonomi sendiri. Sehingga pemerintah harus menyiapkan stok makanan yang cukup ketika bulan-bulan tertentu untuk menyambut perayaan kehidupan beragama di tanah air.
Seperti halnya momentum Ramadhan sebagai bulan suci, membuat umat Islam mempersiapkan kebutuhan ekonomi dan konsumsi untuk bisa fokus menunaikan ibadahnya, namun di sisi lain kegiatan keagamaan banyak diselenggarakan termasuk momentum silaturrahim berkumpul dengan keluarga yang mendorong gerakan ekonomi yang masif, di mana dalam waktu yang bersamaan terjadi perpindahan warga dari kota satu ke kota yang lain, yang otomatis membutuhkan tersedianya sarana transportasi dan infrastrukturnya, ketersediaan stok bahan bakar minyak baik untuk transportasi darat, laut dan udara.Â
Sekalipun saat ini dikeluhkan konsumen melambungnya harga tiket pesawat. Yang secara otomatis akan ada pergeseran pengguna transportasi udara ke darat atau laut, berapa pun prosentasenya diakibatkan tingginya harga tiket pesawat.
Dalam konteks agama mendorong kegiatan ekonomi suatu bangsa sangat fenomenal dalam konteks Indonesia. Di mana agama mempunyai etos yang luar bisa dapat menggerakkan segala aspek kehidupan umat.Â
Agama-agama yang dianut oleh mayoritas warga Negara Indonesia memiliki nilai-nilai etis yang dapat menjadi acuan bagi para pemeluknya dalam melakukan kegiatan perekonomian dan bisnis dengan tetap menjunjung tinggi etika (Yahya Wijaya, Nina Mariani Noor, 2014: 15).