Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ibu Inspirasi Kehidupan

23 Desember 2022   07:33 Diperbarui: 23 Desember 2022   07:36 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SD Muhammadiyah 1 Banjanegara 1985. Dokumen Pribadi

Perempuan sebagai tulang punggung ekonomi keluarga membantu peningkatan ekonomi keluarga, membantu tumbuh kembangnya suatu bangsa dengan mendidik generasi dari nol kelahiran hingga akhir hayat kehidupan.

Ingat Ibu, Ingat masa depan bangsa. Karena ibulah yang melahirkan generasi-generasi pelanjut estafet pembangunan bangsa. Kualitas ibu akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan, maka kesejahteraan ibu menjadi prasyarat bagi kesejahteraan dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang.

Bersama ibu saya punya pengalaman masa kecil. Saya sejak masa di kandungan hingga  lahir hingga saya mengetahui memahami kehidupan awal.

Siapa sejatinya ibu saya yang telah mendidik saya dengan kasih dan sayang. Sebagai anak laki-laki tengah-tengah saya merasakan mendapatkan bimbingan yang cukup dari ibu saya. Saya sejak kecil sudah diajak ke berbagai forum pengajian terutama di Aisyiyah Cabang Argasoka Di mana ibu saya sebagai salah satu aktivis yang aktif dalam berbagai kegiatan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah di Argasoka Banjarnegara.

Suatu hari Yulianto kecil bersama ibunda mengikuti berbagai forum pengajian dan rapat-rapat di tingkat cabang Aisyiyah Argasoka. Saya ingat betul ketika ibu saya memimpin rapat, saya memperhatikan sambil bermain dan sambil melakukan kegiatan yang saya nikmati pada masa anak-anak ini. Saat itu saya tidak paham apa yang mereka bahas.

Ketika saya sudah mulai beranjak besar, saya merasakan betapa nikmatnya hidup dalam bimbingan Ibunda yang tercinta. di saat saya belum mempunyai kemampuan nalar yang baik, ikut saja kegiatan ibu. Dan saat saya mempunyai nalar yang penuh, saya sudah mulai berpikir karena sering mengikuti berbagai forum pengajian yang dilakukan oleh ibu. saya selalu diajak untuk mendampingi, menemani dan saya selalu memperhatikan apa yang disampaikan di forum-forum pengajian tersebut di antaranya adalah membimbing jadi anak saleh yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya.

Demikian juga apa yang harus dilakukan seorang tua kepada anaknya. saya merekam di dalam jejak-jejak akal dan memori di otak, saya tentang pengasuhan anak, tentang menyusui anak, tentang mendidik dan membimbing anak-anak dalam menempuh pendidikan hingga saya sekolah. Saya sekolah sejak di dalam kandungan ibunda, sebab ibu berprofesi sebagai guru TK Bustanul Atfal 'Aisyiyah Argasoka Banjarnegara. Begitu lahir saya melanjutkan sekolah TK dari bawang kotong, ikut-ikutan sekolah hingga usia saya mencapai formal Pendidikan usia dini, kalau orang lain, mungkin TK hanya dua tahun, tapi saya tidak lebih dari lima tahun.

Dari TK saya melanjutkan sekolah dasar di SD Muhammadiyah I Banjarnegara, masa dimana saya masih berada dalam bimbingan orang tua, khususnya ibu yang kemana aktivitas belilau saya ikut. Begitu 7 tahun saya sekolah di SD karena aktivenya saya dalam berbagai permainan, suatu Ketika Ketika menjelang Ujian akhir kelas lima, saya bermain layang-layang dan saat itu skill yang saya miliki bermain layang-layang luman, karena beberapa kali sangkutan atau adu layang-layang di udara, saya menang dan bertengger sendiri layang-layang saya di udara.

Saat itu saya lupa harinya, selepas sekolah saya ganti pakain dan segera bermain layang-layang hingga sekitar pukul 13.00 WIB, saat di mana matahari terik panas. Saat itu ayah pulang dari Kantor memarkir sepeda motor Honda CB tahun 1980an, sangat asyiknya bermain layang-layang tidak peduli apa yang ada di sekitaranya, terutama focus ke langit di mana layang-layangku menari dan meliuk-liuk diterpa angin yang segar, di langit baru putih cerah, focus ke langit terus menerus tanpa henti, hingga mundur dan mundur terus, tiba-tiba maknyus sentlep kaki kananku nempel di kenalpon sepeda motor ayah yang masih membara perjalana dari kantor. Buyar sudah layang-layang ku di udara, pecah tangis kesakitan dan inta tolong ibu dan sanak saudara, ada yang mengolesi telur kuning ayam, ada yang memberi saran dikasaih odol pasta gigi dan lain-lain. Akhirnya di bawalah aku ke rumah sakit sama ibu, untik mendapatkan perawatan. Kini teringat terus memori indahnya belain kasih sayang  bunda. Sudah setengah abad doa-doa kebaikan untuk ibunda selalu kupanjatkan.

Pesantren 

Setelah menempuh Pendidikan di sekolah dasar melanjutkan  nikmati pendidikan di pesantren. Di pasantren yang jauh jarak tempuh dari Banjarenegara-Solo kurang lebih 200 km atau 6 jam perjalanan kendaraan saat itu. Yang merantau mengenyam Pendidikan di Solo bersama teman-teman baru putra putri teman ayah se kantor di PGAN-MAN 2 Banjengera. Saat-saat rindu bertemu ayah dan ibu saya mempunyai strategi sendiri, yaitu masuk kamar mandi dan saya tumpahkan emosi dengan menangis sejadi-jadinya, hingga sapu tangan bisa basah untuk membasuh air mata yang berlinang. Kini kiat itu saya ceritakan kepada anak-anak dan keponakan yang nyantri di pesantren.

saya merasakan suatu puncak di mana rindu sekali akan kasih sayang dan berlian seorang ibu kepada putranya. Ketika saya di pesantren Ibunda saat itu mulai terkena sakit diabetes melitus di mana Penyakit ini adalah penyakit keturunan degeneratif yang disebabkan karena keseimbangan dalam konsumsi gula yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap kesehatan dan kemampuan dalam aktivitasnya.

Ketika liburan sekolah, pesantren mengadakan mudik bareng naik kereta api dari Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Pabelan Kartasura lewat stasiun Purwosari Solo menuju Purwokerto. Sesampainya di Stasiun Purwokerto saya naik bus ke arah timur menuju Kabupaten Banjarnegara. Sesampianya di kampung halaman rasa rindu bertemu dengan orang tua sungkem dan sudah siap minum dan makanan kesukaanku, yang ibu masa dengan kasih sayang  dan cintanya.

Ketika masa kecilku dulu saya teringat bagaimana ibu selalu membuat minuman teh atau kopi produksi sendiri untuk semua anggota keluarga dari ayah, kakak-kakak dan adik. Belum pernah Ketika membuat teh dan kopi selalu menis sekali. Kopi dipanen dari pohon kopi milik sendiri yang ada di belakang rumah atau beli biji kopi lalu dijemur dan dikeringkan dan proses pembuatannya disangrai dengan sangan atau keramik tanah liat, aromanya segar kopi yang gosong, kemudian ditumbuk di lumpang hingga lembut seperti butiran tepung, lalu hasil tumbukan disaring dan siap seduh dan dihindagkan kopinya.

Kompetensiku memasak juga terasah Ketika masa kecilku ibu memberikan kesempatan Ananda memasak makanan sendiri, seperti memasak telor goreng sendiri, merebus telur, memasak air, membuat teh dan kopi, memasak nasi goreng dengan bumbu bawang merah, garam, dan Lombok ditumbuh menjadi satu menjadi bumbu nasi goreng dan lain-lain.

Tidak lupa pula saat mudik ke rumah, ibu sudah mulai sakit-sakitan, suatu ketika saya berkesempatan membersihkan luka ibu di tepak kaki kanan, saya membasuh kaki ibu dengan hormat dan membersihkan dengan Revanol kini NA CL dan mengolesi salep pengobat luka, teriring doa semoga lekas sembuh dan beraktivitas kembali, aamiin.

Liburan sudah usai, saatnya Kembali ke pondok melanjutkan pembelajaran. Di pesantren salat lima waktu ditunaikan wajib di masjid. Saat itu pondok assalaam belum punya masjid permanen, namun menggunakan GOR Assalaam sebagai tempat jamaah shalat lima waktu, sekaligus lapangan in door Bulutangkis. Pada saat itu jamaah salat asyar sudah dimulai, pada rakaat pertama saya masih khusuk dan tiba pada sujud rakaat kedua, gigi kananku terasa nut-nut makin lama-makin terasa sakitnya, pembaca bisa banyangkan saat sakit gigi. Hingga rakaat ketiga saya membatalkan shalat segera bergegas lari menuju asrama dan mengganti salat di asrama, dilanjutkan menahan sakit gigi. Saat itu masa Ujian kenaikan kelas dua MTs. Hingga Ujian kelar.

Saat Ujian sudah selesai, saya bersama adik saya perempuan yang nyantri di pondok yang sama, dipanggil ustadz dan diberi telegram dan dibuka bareng di kantor guru, pecahlah tangis kami berdua mendapatkan kabar, bahwa Ananda berdua segera pulang, ibunda meninggal dunia satu minggu yang lalu. Terasa sedih kami berdua di pondok kehilangan ibunda tercinta. Allahumma fir laha war hamha wa;a fiha wa'fu 'anha semoga husnul khotimah.

Akhirnya kami berdua dengan dijemput saudara puang ke rumah, sesampainya di rumah hanya sepi dan rasa kehilangan yang mendalam, tidak mengetahui saat pemakaman ibunda, karena sudah lewat satu minggu yang lalu. Ternyata saat aku sakit gigi yang luar biasa, merupakan bentuk hubungan psikologis-hubungan batin antara anak dan ibundanya. Saat itulah sampai beberapa tahun saya tidak bisa melupakan rasa kengen sama ibu, setiap saya ingat ibu selalu terbayang kalua di ruang tamu, maka perasaan saya ibu ada di dapur, begitu seterusnya selalu ada perasaan itu. Tidak pernah bisa ketemu, selalu jalungan begitu kata Bahasa jawa menggambarkan pertemuan dengan ibu.

Kini hanya doa suci yang selalu saya panjatkan di berbagai kesempatan, terutama setiap selalaui menunaikan salat lima waktu, saat khutbah jumat, saat memimpin pengajian dan doa bersama, dan berbagai momentum doa terlantun untuk tempat terbaik di sisi Allah Swt. Semoga kelak bisa reuini di surga Jannatun 'And tempat kembalinya keluarga yang seiman dan seakidah. Aamiin.

Aku pulang ke banjar untuk sungkem kepada bapak ibu dan silaturrahmi dengan keluarga besar di Banjarnegara sekaligus mohon doa restu serta Ziarah ke makam ibunda. Beliaulah yang telah melahirkan mengandung kami selama kurang lebih sembilan bulan dan menyusui hingga kurang lebih dua tahun, mengajariku tentang kehidupan awal, mengenal hakikat makna kehidupan dan arti kehidupan, bagaimana berbakti kepada kedua orang tua.

Aku ingin bersujud di depannya dan ingin menghormati beliau dengan menjadi orang yang berprestasi dalam kehidupan. Aku ingin beliau di alam baka dapat bersemayan dengan simpul menanti kiriman doa yang dipanjatkan oleh anak-anaknya yang saleh dan salehah.

Semasa sugengnya, ketika saya mulai sadar ingin dengan sungguh-sungguh berbakti kepadanya, beliau cepat-cepat dipanggil olehNya, dengan perjuangan yang sangat melahkan dan itu adalah jihad melawan ujian penyakit gula kronis (diabetes meritus) beliau dengan ketabahan dan sisa waktunya selalu berdzikir dan memuji keagunangNya.

Dari rahim beliaulah aku dilahirkan, terimalah kasih mama. Aku cinta kepadamu. Aku hormat kepadamu aku berjanji akan selalu memanjatkan doa kepadaNya agar mama mendapat syafaat karena perjuangan dalam melahirkan, mendidik dan membesarkan kami dengan ilmu pengetahuan dan ilmu kehidupan untuk dapat bertahan dalam kehidupan dan memberi makna bagi sesama. Sekecil apa pun peran itu adalah kemanfaatan dan kemaslahatan bagi masyarakat sekitar. Semoga itu adalah wujud pengabdian.

Saya juga ingat masa kecilku Ketika bersama Ibu, Mars PKK, Mars Korpri hingga kini, menjadi anggota korpri. Setiap arisan PKK selalu dinyanyikan Mars PKK. Setiap acara Darma wanita dinyanyikan Mars Korpri. Sehingga hafal karena kulino. Kenangan indah itu kini menjadi semangat tersendiri dan selalu memohon anugerahNya terbaik untuk beliau.

Ibu Ridhollahi Fi ridhol Walidain wa suhtullahi fi suhtil walidain - Ridhonya Allah tergantung pada. Ridhonya kedua orang tua, murkanya Allah juga murkanya kedua orang tua kita, maka berbakti kepada orang tua adalah wajib bagi setiap anak. Bagaimana cara berbaktinya adalah dengan menjaga nama baiknya mentaati perintahnya memenuhi kebutuhannya dan lain-lain. Inspirasi ibu telah membangkitkan motivasi, telah membimbing kita dari nol pengetahuan hingga mampu berdiri dan mencapai masa depan yang lebih baik, aamiin.

Muhammad Julijanto, 23 Desember 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun