Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ibu Inspirasi Kehidupan

23 Desember 2022   07:33 Diperbarui: 23 Desember 2022   07:36 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menempuh Pendidikan di sekolah dasar melanjutkan  nikmati pendidikan di pesantren. Di pasantren yang jauh jarak tempuh dari Banjarenegara-Solo kurang lebih 200 km atau 6 jam perjalanan kendaraan saat itu. Yang merantau mengenyam Pendidikan di Solo bersama teman-teman baru putra putri teman ayah se kantor di PGAN-MAN 2 Banjengera. Saat-saat rindu bertemu ayah dan ibu saya mempunyai strategi sendiri, yaitu masuk kamar mandi dan saya tumpahkan emosi dengan menangis sejadi-jadinya, hingga sapu tangan bisa basah untuk membasuh air mata yang berlinang. Kini kiat itu saya ceritakan kepada anak-anak dan keponakan yang nyantri di pesantren.

saya merasakan suatu puncak di mana rindu sekali akan kasih sayang dan berlian seorang ibu kepada putranya. Ketika saya di pesantren Ibunda saat itu mulai terkena sakit diabetes melitus di mana Penyakit ini adalah penyakit keturunan degeneratif yang disebabkan karena keseimbangan dalam konsumsi gula yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap kesehatan dan kemampuan dalam aktivitasnya.

Ketika liburan sekolah, pesantren mengadakan mudik bareng naik kereta api dari Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Pabelan Kartasura lewat stasiun Purwosari Solo menuju Purwokerto. Sesampainya di Stasiun Purwokerto saya naik bus ke arah timur menuju Kabupaten Banjarnegara. Sesampianya di kampung halaman rasa rindu bertemu dengan orang tua sungkem dan sudah siap minum dan makanan kesukaanku, yang ibu masa dengan kasih sayang  dan cintanya.

Ketika masa kecilku dulu saya teringat bagaimana ibu selalu membuat minuman teh atau kopi produksi sendiri untuk semua anggota keluarga dari ayah, kakak-kakak dan adik. Belum pernah Ketika membuat teh dan kopi selalu menis sekali. Kopi dipanen dari pohon kopi milik sendiri yang ada di belakang rumah atau beli biji kopi lalu dijemur dan dikeringkan dan proses pembuatannya disangrai dengan sangan atau keramik tanah liat, aromanya segar kopi yang gosong, kemudian ditumbuk di lumpang hingga lembut seperti butiran tepung, lalu hasil tumbukan disaring dan siap seduh dan dihindagkan kopinya.

Kompetensiku memasak juga terasah Ketika masa kecilku ibu memberikan kesempatan Ananda memasak makanan sendiri, seperti memasak telor goreng sendiri, merebus telur, memasak air, membuat teh dan kopi, memasak nasi goreng dengan bumbu bawang merah, garam, dan Lombok ditumbuh menjadi satu menjadi bumbu nasi goreng dan lain-lain.

Tidak lupa pula saat mudik ke rumah, ibu sudah mulai sakit-sakitan, suatu ketika saya berkesempatan membersihkan luka ibu di tepak kaki kanan, saya membasuh kaki ibu dengan hormat dan membersihkan dengan Revanol kini NA CL dan mengolesi salep pengobat luka, teriring doa semoga lekas sembuh dan beraktivitas kembali, aamiin.

Liburan sudah usai, saatnya Kembali ke pondok melanjutkan pembelajaran. Di pesantren salat lima waktu ditunaikan wajib di masjid. Saat itu pondok assalaam belum punya masjid permanen, namun menggunakan GOR Assalaam sebagai tempat jamaah shalat lima waktu, sekaligus lapangan in door Bulutangkis. Pada saat itu jamaah salat asyar sudah dimulai, pada rakaat pertama saya masih khusuk dan tiba pada sujud rakaat kedua, gigi kananku terasa nut-nut makin lama-makin terasa sakitnya, pembaca bisa banyangkan saat sakit gigi. Hingga rakaat ketiga saya membatalkan shalat segera bergegas lari menuju asrama dan mengganti salat di asrama, dilanjutkan menahan sakit gigi. Saat itu masa Ujian kenaikan kelas dua MTs. Hingga Ujian kelar.

Saat Ujian sudah selesai, saya bersama adik saya perempuan yang nyantri di pondok yang sama, dipanggil ustadz dan diberi telegram dan dibuka bareng di kantor guru, pecahlah tangis kami berdua mendapatkan kabar, bahwa Ananda berdua segera pulang, ibunda meninggal dunia satu minggu yang lalu. Terasa sedih kami berdua di pondok kehilangan ibunda tercinta. Allahumma fir laha war hamha wa;a fiha wa'fu 'anha semoga husnul khotimah.

Akhirnya kami berdua dengan dijemput saudara puang ke rumah, sesampainya di rumah hanya sepi dan rasa kehilangan yang mendalam, tidak mengetahui saat pemakaman ibunda, karena sudah lewat satu minggu yang lalu. Ternyata saat aku sakit gigi yang luar biasa, merupakan bentuk hubungan psikologis-hubungan batin antara anak dan ibundanya. Saat itulah sampai beberapa tahun saya tidak bisa melupakan rasa kengen sama ibu, setiap saya ingat ibu selalu terbayang kalua di ruang tamu, maka perasaan saya ibu ada di dapur, begitu seterusnya selalu ada perasaan itu. Tidak pernah bisa ketemu, selalu jalungan begitu kata Bahasa jawa menggambarkan pertemuan dengan ibu.

Kini hanya doa suci yang selalu saya panjatkan di berbagai kesempatan, terutama setiap selalaui menunaikan salat lima waktu, saat khutbah jumat, saat memimpin pengajian dan doa bersama, dan berbagai momentum doa terlantun untuk tempat terbaik di sisi Allah Swt. Semoga kelak bisa reuini di surga Jannatun 'And tempat kembalinya keluarga yang seiman dan seakidah. Aamiin.

Aku pulang ke banjar untuk sungkem kepada bapak ibu dan silaturrahmi dengan keluarga besar di Banjarnegara sekaligus mohon doa restu serta Ziarah ke makam ibunda. Beliaulah yang telah melahirkan mengandung kami selama kurang lebih sembilan bulan dan menyusui hingga kurang lebih dua tahun, mengajariku tentang kehidupan awal, mengenal hakikat makna kehidupan dan arti kehidupan, bagaimana berbakti kepada kedua orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun