Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Konflik di Masa Kritis

17 Desember 2022   07:20 Diperbarui: 17 Desember 2022   07:30 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunyi hujan jatuh di tempayan melengkapi asri dan harunya sore ini. Bunga seperti biasa, Selepas Shalat Maghrib membaca Kitab Suci Alquran, merenungi isi dan kandungannya sambil terbayang leluhur Ayah dan Mama yang telah mendahuluiku, gumam Bunga. Teiring dengan doa, teringat pesan, nasehat yang membekas di dalam hati dan pikiran kami, agar kalian senantiasa menjalin kerukunan dan kebersamaan dengan saudara-saudaramu.

Tahun 2013.....betapa badai telah menghantam keluarga besar kami.....kala itu aku dan suami berjuang untuk mempertahankan nama baik keluarga besar dan berjuang mempertahankan keutuhan rumah tangga adikku karena aku sangat mencintai adikku dengan ketulusan dan keikhlasan dari seorang kakak kandung kepada adiknya.....

Apa pun kulakukan demi keutuhan keluarga besar kami walau kami saat itu mesti berhadapan dengan kedua orang tua. Kami yang tidak menyetujui bila adikku tetap bertahan dengan keluarganya, karena sebelumnya adikku memang sudah merayu pada orang tua kami untuk  tetap memilih berpisah dengan suaminya.

Perpisahan dengan alasan tak pernah dinafkahi selama 7 tahun ini, sedang adikku sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Saat itu dan suaminya wiraswasta yang belum bisa diandalkan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga dengan anak dua, namun analisa saat itu kami menemukan tentang perselingkuhan adikku dengan teman se kantornya.

Adikku sering bepergian dengannya walau hanya bersepeda berdua...setelah mereka berhubungan seakan adikku lepas kendali....seakan keluarga tak dianggap sama sekali...semua nasehat dan saran seakan terbuang percuma tanpa sisa...

Proses perceraiannya itu hampir satu setengah tahun, prosesnya memang panjang karena pada intinya memang kami masih berharap mereka bisa menyatu kembali, namun malah semakin menjadi dendamnya. Hingga dendamnya kepada kami...akhirnyapun....dengan proses dan perjuangan yang luar biasa sampai suami saya siap untuk menjadi saksi di pengadilan dari pihak suaminya adikku, namun dibatalkan karena bapakku saat itu tidak berkenan...akhirnya kami pun mundur...

Tahun 2014 akhirnya perceraian itu terjadi kemudian masa iddahnya selesai. Adikku pun akhirnya menikah dengan teman se kantornya itu, namun ternyata tidak sesederhana itu dari pihak Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Balai Kota menghubungi mantan suami adikku, agar mau menggugat adikku dengan biaya dari  orang BKD karena  merasa BKD dibohongi tapi alhamdulillah dengan pertimbangan yang matang dan jauh mantan adikku tidak mau untuk menggugat adikku...

Seandainya mau PNS keduanya otomatis ditanggalkan saat itu...karena pelanggaran etis dan janji ASN juga, namun walau aku masih  tidak setuju dengan rencana pernikahan adikku itu. Aku merasa juga ikut prihatin bilamana adikku dan calon suaminya dipecat dari PNS nya...akhirnya saya mempunyai inisiatif untuk menemui pejabat dari BKD Kota untuk memohon meminta bantuannya agar bisa mengamankan keduanya karena hari H pernikahan sudah ditetapkan. 

Dan jawaban orang BKD tidak mau menjanjikan apapun dan tidak mau bertanggungjawab apapun atas tindakan adikku tersebut...dengan nada marah dan emosi yang sangat luar biasa pada keluarga kami. ...yang membiarkan semua ini terjadi....

Akhirnya pernikahan itupun terjadi walaupun kami datang dengan setengah hati hanya ingin ngemong kedua orang tua kami, selang beberapa bulan akhirnya adikkupun hamil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun