Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Penulis, Jurnalis & Media Massa Mulai Megap-megap oleh AI

20 Desember 2024   15:25 Diperbarui: 20 Desember 2024   16:42 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Kompas.TV: Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Herik Kurniawan (kiri) bersama Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu (kanan) 

Sebuah laporan Kompas.TV berjudul: "Teknologi AI Tidak Bisa Sepenuhnya Menggantikan Peran Jurnalis" (klik link ini: https://www.kompas.tv/nasional/561280/teknologi-ai-tidak-bisa-sepenuhnya-menggantikan-peran-jurnalis? ). Tentu betul, bahwa AI belum sepenuhnya menggantikan peran jurnalis di saat sekarang ini. Namun ada dampak buruknya yang sudah diakui oleh para jurnalis, termasuk juga para penulis dan apalagi media massa, seperti Kompas, Detik, Tempo, Republika, dan lain-lain.

Dampak buruk yang sudah terlihat atau terasa adalah: konten yang dibuat manusia (jurnalis atau penulis) tidak lagi dilihat (disimak atau dinikmati) langsung dari link aslinya (misalnya laporan Kompas.TV itu), karena:
1. AI menyediakan konten itu di berbagai medianya (misalnya MSN).
2. Konten itu juga bisa disimak dalam bentuk rangkuman atau lengkap saat diminta oleh pengguna AI chatbot.
3. Tersedia di medsos (disebar oleh pengguna medsos lain yang mendapat rangkumannya dari AI chatbot).

Itu artinya konten yang dibuat oleh jurnalis atau penulis mengalami penurunan viewers, likes, comments, interactions, dan lain-lain.

Sebagai contohnya adalah: Berita Kompas.TV di atas saya dapatkan pertama kali dari MSN. Artinya saya tidak membacanya di situs Kompas.TV atau di akun medsos milik Kompas.TV, dan saya tidak mengklik link aslinya (di Kompas.TV). Itu artinya Kompas.TV kehilangan peluang untuk mendapat view, comment, like, interaction, dan lain-lain gara-gara AI.

Gambar: Microsof Network
Gambar: Microsof Network

Lihat gambar di atas, ada 800 juta konten yang disebar oleh MSN yang bukan diproduksi oleh MSN, namun oleh ribuan penulis, jurnalis, serta media massa. Jutaan konten ini "dirampok" (dicomot begitu saja) dan dipajang di MSN dan jutaan konten ini jauh lebih efektif menuju sasarannya (pembaca), karena memanfaatkan algorithm (AI) yang "maha" tahu tentang kecenderungan Anda atau minat Anda.

Jurnalis atau penulis, begitu juga media massa belum digantikan oleh AI saat ini, namun hidupnya dibuat megap-megap sekarang.

M. Jojo Rahardjo
Satu-satunya penulis yang sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun