Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Di Balik Isi Surat Remaja Pembantai di Lebak Bulus

9 Desember 2024   01:01 Diperbarui: 12 Desember 2024   10:39 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biasanya orang awam yang membaca surat yang ditulis MAS ini akan menyebut MAS dengan sebutan ini: orang yang tertutup. Bagaimana sains menjelaskan remaja seperti MAS ini?

MAS menulis surat yang tidak panjang alias pendek sekali. Jika dikaji dengan menggunakan sains seputar personality disorder, maka di bawah ini adalah beberapa poin yang bisa diungkap:

1.
Isi surat MAS terasa dingin, datar, atau tidak mengandung emosi yang meluap. Padahal beberapa hari lalu MAS menikam 3 orang yang masih keluarganya sendiri. Ayah dan nenek tewas, ibu luka parah. MAS memang membuka isi suratnya dengan kalimat ini: "Maafin aku udah nyusahin". Namun kalimat itu tak mengandung emosi yang kuat alias datar, mungkin sudah terlatih diucapkan sebelumnya (karena parenting yang baik).

2.
Tak banyak yang ditulisnya, padahal ia seharusnya menyatakan penyesalan yang mendalam dengan kata-kata yang lebih panjang atau banyak. Namun nampaknya ia menganggap itu tidak penting dengan alasan yang masih misteri.

3.
Dua kali dalam surat itu ia menulis ini: "Terima kasih semuanya'. Tidak jelas arti kata 'semuanya', apakah berarti: 'untuk semua orang' atau 'untuk semua yang telah diterimanya'?

4.
MAS malah menyebut: "Seperti kalian, aku juga bakal bantu orang banyak". Kalimat itu terdengar janggal, karena kurang relevan di situasi yang sedang dihadapinya sekarang. Apalagi ia menggunakan kata 'kalian' untuk menyebut ibu dari MAS (surat itu ditujukan kepada ibunya). Mengapa ia menyebut kalian, bukan menyebut ibu? Apakah maksudnya ini: "Seperti ibu dan orang-orang lain, aku juga bakal bantu orang banyak"? Atau surat itu dimaksudkan untuk banyak orang, karena berpotensi akan dibaca oleh orang banyak? Jika untuk orang banyak, mengapa ia menggunakan kata 'kalian'? Kata 'kalian' yang digunakan MAS menimbulkan dugaan ini: apakah MAS seorang anak penyandang ADHD? Salah satu ciri anak ADHD adalah berbahasa dengan menggunakan pilihan kata yang baku, sehingga terasa janggal.  

5.
Cara berkomunikasinya buruk, seperti terlihat dari isi surat yang terlalu pendek dan kurang jelas maksudnya di beberapa bagian surat yang pendek itu.

6.
Seperti disebut di poin 1, isi suratnya datar, tanpa emosi. Isi surat kurang menunjukkan rasa penyesalan. Itu sekaligus juga menunjukkan ketiadaan empathy, padahal ibunya terluka parah ditikam oleh MAS, namun tak ada kata-kata yang menunjukkan adanya empathy yang kuat.  Sebagai catatan, ini definisi empathy: kemampuan menyadari atau merasakan negative emotions orang lain dan meresponnya dengan tepat. Jika tak punya empathy, maka otomatis responnya pun tidak tepat.

7. Jika benar pelaku memiliki ciri ADHD, maka surat itu menggambarkan pikirannya yang kerap melakukan mind-wandering secara tak terkendali. Itu sebabnya ia mengaku mendapat bisikan. Padahal bisikan itu adalah dampak dari mind-wandering yang terlalu liar. Pada beberapa pelaku pembunuhan sadis, atau serial killer, seperi Ted Bundy, pelaku mengaku ada suara dalam kepala atau pikirannya. Sepintas pengakuan ini seperti schizophrenia, padahal mind-wandering yang terjadi di kepalanya terlalu liar.

8.
Isi suratnya juga menggambarkan kondisi emotions-nya (saat menulis surat itu) yang mungkin sedang positif atau baik. Padahal anak yang menyandang ADHD mudah mengalami stres, hingga depresi berat, karena berbagai sebab tertentu. Emotions-nya bisa berubah cepat ke arah yang bertentangan. Saat depresi berat, maka hilang pikiran rasional atau kewarasannya, termasuk moralitasnya. Phillip Asherson, salah satu neuroscientist yang mendalami ADHD menyebut temuan riset ini: sebagian besar dari mereka yang ada dalam penjara (para sociopaths) memiliki riwayat ADHD saat masih anak-anak dan remaja.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun