Stres mungkin sekali tidak dapat dihindari. Stres bisa datang kapan saja dan bisa sangat berat, atau berulang-ulaang, serta tanpa terduga. Misalnya ditimpa bencana alam, kehilangan orang tempat bergantung atau dicintai, kehilangan penghasilan atau pekerjaan, hubungan yang tidak harmonis dengan pasangan, terkena penyakit berat, lingkungan hidup yang kacau, keras atau menekan, dan lain-lain.
Itu juga sebabnya kajian Emotion Regulation menjadi satu kajian yang cukup populer di bidang: 1. kesehatan mental, 2. leaderships, 3. produktivitas.
Menurut beberapa riset neuroscience yang mengkaji Emotion Regulation, emotions memang berubah-ubah, karena dipengaruhi oleh 2 faktor:Â
1. Peristiwa dari luar diri kita.Â
2. Apa yang berkecamuk di pikiran kita.
Sudah ditemukan beberapa cara yang efektif untuk meregulasi emotions agar menjadi lebih stabil, atau tidak gampang berubah oleh 2 faktor yang sudah disebut di atas. Emotions diregulasi agar hanya positive emotions yang dominan untuk muncul.
Sekarang kita kembali ke Prabowo Subianto, presiden terpilih 2024.
Dari berbagai berita di berbagai media, Prabowo terlihat sudah berubah dibanding dengan saat pilpres 2014 & 2019 lalu. Nampak ia sekarang lebih memiliki Emotion Regulation. Namun bagaimana ia bisa terlihat seperti memiliki itu?
Seperti sudah disebut di atas, neuroscience telah menemukan cara yang efektif untuk menyetel Emotion Regulation. Mungkin sekali Prabowo menyetel Emotion Regulation-nya dengan menggunakan cara yang mudah, yaitu dengan berada di lingkungan yang positive. Apa artinya itu?
Prabowo Berada di Lingkungan yang Positive
Sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama, Jokowi di akhir masa jabatannya mendapatkan approval rating yang tinggi. Jarang ada di dunia. Approval ratingnya pernah mencapai 80%. Sekarang approval rating Jokowi setara dengan Narendra Modi (India) yang memperoleh 77%.